Halaman

Imam Ali Ibn Abi Thalib as

Barangsiapa yang rindu kepada surga, dia akan berpaling dari tuntutan hawa nafsunya.
Barangsiapa yang takut api neraka, dia akan menjauhi hal-hal yang terlarang.
Barangsiapa yang zuhud (tidak rakus) terhadap dunia, dia akan menganggap ringan suatu musibah
Barangsiapa yang bersiap-siap menghadapi kematian, dia akan bersegera melakukan kebaikan

Search




Tuesday, December 28, 2010

Hak Tetangga

Hak Tetangga
Sabtu, 25 Desember 2010, 05:03 WIB

Islam adalah agama kemanusiaan. Seseorang wanita dapat masuk neraka gara-gara mengikat seekor kucing tanpa memberinya makan dan minum, sementara seorang wanita lain dapat memasuki surga karena memberi air kepada seekor anjing kehausan untuk diminum (Al Hadits)

Bila itu adalah hukuman bagi manusia yang menyakini binatang, bagaimana konsekuensi yang akan diterima bila menyakiti dan melanggar hak manusia lain? Oleh karena itu sejumlah ulama menekankan pentingnya menghormati hak orang lain, salah satunya para tetangga.

Allah swt berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , dan teman sejawat..." (QS An Nissa [4]: 360.

Rasul juga pernah bersabda, "Jibril tidak pernah menegur saya terkait hak-hak para tetangga hingga saya mulai berpikir menjadikan ia salah satu pewaris saya,". Dalil di atas menunjukkan betapa pentingnya menghormati tetangga dan Muslim wajib memenuhi hak tersebut.

Dalam Islam, para tetangga adalah orang-orang yang tinggal dalam 40 rumah di depan, samping dan belakang anda. Orang-orang inilah yang berhak mendapat perlakuak baik. Kehormatan mereka tak boleh dilecehkan. Sangat dilarang pula untuk melukai mereka dengan lidah, tangan atau perbuatan.

Kini, ketika orang-orang memiliki tradisi merayakan sesuatu dengan meriah, mereka cenderung tidak peduli bila menggangu tetangga dengan suara berisik lewat musik yang keras dan hingar-bingar. Ini jelas bukan ajaran Islam.

Bahkan dalam melaksanakan kewajiban agama, Islam tidak mengizinkan kita menganggu orang lain. Suatu saat Aisyah r.a, istri Rasulullah saw. menuturkan bahwa ketika Rasul melaksanakan shalat tahajud di malam hari, beliau bergerak perlahan pada setiap gerakan shalat demi tidak mengganggu tidur sang istri.

Lebih jauh, menjadi tanggung jawab mengikat bagi Muslim untuk tidak tidur sebelum ia memastikan tetangganya yang kekurangan mendapat bantuan ketika ia memiliki kebutuhan lebih dari cukup untuk merawat keluarganya di hari itu. Pesan Rasulullah saw, "Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam kondisi kenyang sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya” (HR. Thabrani dan Hakim)

Sungguh, seorang beriman harus takut kepada Allah saw bila memperlakukan tetangga dengan buruk. Menghina atau melecehkan mereka sangat dilarang, meski tetangga kita adalah non-Muslim. Muslim berkewajiban untuk berbagi dalam sukacita dengan tetangga mereka dan menghibur mereka di saat-saat kesedihan. Ini adalah sunnah Nabi (SAW).

Tugas lain yang harus dijalankan seorang Muslim adalah mengajak tetangga pada kebaikan. Masih ingatkah kisah Rasulullah saw. dan tetangganya seorang Yahudi yang kerap melempar kotoran saban hari ke halaman rumah Al amin?

Alih-alih marah, Rasulullah saw. dengan sabar selalu membuang kotoran-kotoran tersebut. Beliau tak pernah mengeluh. Bayangkan bila itu tetangga anda, kita?

Hingga suatu hari Rasulullah saw menjumpai halamannya bersih tanpa kotoran dan malah keheranan. Ternyata si tetangga Yahudi itu sakit. Beliau pun menjenguknya seraya membawa buah tangan serta mendoakan kesembuhannya. Menyaksikan kebaikan dan ketulusan hati Rasulullah saw. hati tetangga Yahudi itu pun tersentuh dan akhirnya memutuskan masuk Islam. 

Pendaran energi murni kebaikan bahkan bisa melunakkan hati yang keras. Sungguh kita harus belajar dari Rasulullah yang digambarkan Allah sebagai suri teladan terbaik manusia. Lagipula sungguh menyenangkan bila kita dapat menjumpai tetangga kita dan bertetangga lagi di surga kelak. Insya Allah, Amin.

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari


Tuesday, November 16, 2010

SMA Negeri 28 Charity Fair

Mengajak Alumni SMA Negeri 28 Jakarta seluruh angkatan untuk menghadiri acara SMA Negeri 28 Charity Fair yang diprakarsai Ikatan Alumni 28 angkatan '85 bekerja sama dengan OSIS SMA Negeri 28 Jakarta yang akan diadakan pada:

Hari: Minggu
Tanggal: 5 Desember 2010
Jam: 09:00 - 17:00
Tempat: SMA Negeri 28 Jakarta

Acara: Parade Band Alumni dan OSIS SMA Negeri 28

Tiket Amal: Rp 50,000 / orang

Info Lebih lanjut silahkan menghubungi Humas:
Evie (0816 130 3320)
Nuril (0813 101 57064 / 0818 867 300)

Thursday, November 11, 2010

Stranger by the day - Shades Apart

Stranger by the day - Shades Apart






Snow is falling from the sky - in the middle of July
Sun was shining in my eyes again last night
Alarm goes off without a sound - the silence is so loud
Something isn't right

Footsteps echo down the hall - no one's there at all
Dial your number but your voice says "I'm not home"
Everything is inside out - I don't know what it's about

Chorus:
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day

Going for a walk outside - to see what I can find
No reflections in the windows I pass by
It feels hotter in the shade - water runs up from the drain
Something's going on

Conversations with a mime - stared at by the blind
Imagination must be working overtime
The world is upside down - everything is turned around

Chorus:
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day

By the time I reach your door - I can't take anymore
I just happened to be in your neighborhood
I'm the one who gets surprised - I don't believe my eyes
Your alibi's no good

Whatever happened to the world
Whatever happened to the girl I thought I knew
It just can't be true - I guess I'm losing you

Chorus:
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day

Chorus:
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day
It keeps getting stranger by the day
Stranger by the day

Friday, September 24, 2010

Love the way you lie - eminem

"Love The Way You Lie"
(Eminem feat. Rihanna)





[Chorus - Rihanna:]
Just gonna stand there and watch me burn
But that's alright because I like the way it hurts
Just gonna stand there and hear me cry
But that's alright because I love the way you lie
I love the way you lie

[Eminem]
I can't tell you what it really is
I can only tell you what it feels like
And right now it's a steel knife in my windpipe
I can't breathe but I still fight while I can fight
As long as the wrong feels right it's like I'm in flight
High off of love, drunk from my hate,
It's like I'm huffing paint and I love it the more I suffer, I suffocate
And right before I'm about to drown, she resuscitates me
She fucking hates me and I love it.
Wait! Where you going?
"I'm leaving you"
No you ain't. Come back we're running right back.
Here we go again
It's so insane cause when it's going good, it's going great
I'm Superman with the wind at his back, she's Lois Lane
But when it's bad it's awful, I feel so ashamed I snapped
Who's that dude? I don't even know his name
I laid hands on her, I'll never stoop so low again
I guess I don't know my own strength

[Chorus - Rihanna:]
Just gonna stand there and watch me burn
But that's alright because I like the way it hurts
Just gonna stand there and hear me cry
But that's alright because I love the way you lie
I love the way you lie
I love the way you lie

[Eminem]
You ever love somebody so much you can barely breathe
When you're with 'em
You meet and neither one of you even know what hit 'em
Got that warm fuzzy feeling
Yeah, them those chills you used to get 'em
Now you're getting fucking sick of looking at 'em
You swore you'd never hit 'em; never do nothing to hurt 'em
Now you're in each other's face spewing venom in your words when you spit them
You push pull each other's hair, scratch claw hit 'em
Throw 'em down pin 'em
So lost in the moments when you're in them
It's the rage that took over it controls you both
So they say you're best to go your separate ways
Guess if they don't know you 'cause today that was yesterday
Yesterday is over, it's a different day
Sound like broken records playing over but you promised her
Next time you show restraint
You don't get another chance
Life is no Nintendo game
But you lied again
Now you get to watch her leave out the window
Guess that's why they call it window pane

[Chorus - Rihanna:]
Just gonna stand there and watch me burn
But that's alright because I like the way it hurts
Just gonna stand there and hear me cry
But that's alright because I love the way you lie
I love the way you lie
I love the way you lie

[Eminem]
Now I know we said things, did things that we didn't mean
And we fall back into the same patterns, same routine
But your temper's just as bad as mine is
You're the same as me
But when it comes to love you're just as blinded
Baby, please come back
It wasn't you, baby it was me
Maybe our relationship isn't as crazy as it seems
Maybe that's what happens when a tornado meets a volcano
All I know is I love you too much to walk away though
Come inside, pick up your bags off the sidewalk
Don't you hear sincerity in my voice when I talk
I told you this is my fault
Look me in the eyeball
Next time I'm pissed, I'll aim my fist at the drywall
Next time. There won't be no next time
I apologize even though I know its lies
I'm tired of the games I just want her back
I know I'm a liar
If she ever tries to fucking leave again
Im'a tie her to the bed and set this house on fire
I'm just gonna

[Chorus - Rihanna:]
Just gonna stand there and watch me burn
But that's alright because I like the way it hurts
Just gonna stand there and hear me cry
But that's alright because I love the way you lie
I love the way you lie
I love the way you lie

---------------------------------------------
Lyrics: http://www.azlyrics.com/lyrics/eminem/lovethewayyoulie.html

Thursday, September 23, 2010

DPR - song by Pandji

Lagu Melayu by Pandji

Lagu Melayu - dari http://www.pandji.com/merdesa/




Akhirnya, Misteri Tenggelamnya Kapal Titanic Terungkap

Akhirnya, Misteri Tenggelamnya Kapal Titanic Terungkap
Kamis, 23 September 2010, 10:55 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Penyebab tenggelamnya kapal Titanic yang terjadi pada 1912 silam ternyata akibat kesalahan kemudi. Kapal pesiar terbesar dan termegah pada saat itu harusnya bisa diselamatkan andaikata sang kapten tidak nekad terus berlayar.

Pada 10 April 1912 RMS Titanic bertolak dari Southampton, Inggris menuju New York, namun pada pelayaran hari keempat kapal yang dibanggakan tak akan bisa tenggelam itu menabrak gunung es dan tenggelam sebelum kapal penyelamat tiba. Sekitar 1.500 penumpang tenggelam bersama kapal megah itu.

Adalah Louise Patten, seorang penulis dan cucu dari Charles Lightoller, pejabat nomor dua terpenting di kapal Titanic saat itu, yang mengungkap kejadian sebenarnya. Ia mengatakan kebenaran tentang apa yang terjadi hampir 100 tahun yang lalu telah disembunyikan karena takut menodai reputasi kakeknya, yang juga seorang pahlawan perang.

Lightoller, adalah perwira paling senior yang selamat dari kejadian itu. Namun ia menutupi kesalahan saat penyelidikan tenggelamnya kapal. Karena ia khawatir jika kecelakaan disebabkan kesalahan manusia, maka sang pemilik kapal akan bangkrut dan rekan-rekannya pun keluar dari pekerjaan.

"Padahal mereka dengan mudah bisa menghindari gunung es jika bukan karena perintah yang blunder," kata Patten seperti dikutip Daily Telegraph. Tenggelamnya kapal Titanic yang relatif cepat itu terjadi karena pimpinan mereka memaksa kapten untuk terus berlayar usai menabrak gunung es. "Bukannya kemudi diarahkan ke sebelah kiri gunung es, pemegang kemudi, Robert Hitchins, panik dan belok ke arah yang salah."

Patten menulis perubahan dari kapal layar tradisional menjadi kapal uap berarti ada dua sistem kemudi yang berbeda. Sistem yang satu berarti memutar roda ke satu arah dan sistem lainnya memutar ke arah yang berlawanan.

Setelah mereka sadar telah keliru, Patten menambahkan, mereka hanya memiliki empat menit untuk mengubah arah dan waktu. Perwira Pertama William Murdoch menyadari sang juru mudi salah, kemudian mencoba memperbaiki itu namun terlambat.

Kakek Patten pun ikut dalam rapat terakhir perwira kapal Titanic sebelum kapal itu tenggelam. Di sanalah jelas semua kesalahan fatal yang telah terjadi. Namun yang memperparah kondsii adalah, J. Bruce Ismay, pemilik White Star Line membujuk kapten untuk terus berlayar.

Keputusan inilah yang membuat kapal tenggelam berjam-jam lebih cepat daripada seharusnya. "Padahal kalau Titanic diam saja, ia akan bertahan paling tidak sampai kapal penyelamat datang dan tidak ada yang perlu mati," ungkap Patten. Selama ini diketahui penyebab tenggelamnya kapal mewah itu akibat menabrak gunung es yang merobek lambung kapal yang membuat kapal rusak parah.


Red: Budi Raharjo
Rep: Wulan Tanjung Palupi/Reuters

http://bit.ly/Tit4nic

Thursday, August 5, 2010

Tuhan menciptakan Ibu

Tuhan menciptakan Ibu di hari keenam dan bekerja hingga larut.

Malaikat datang mendekati dan bertanya, "Mengapa Engkau meluangkan waktu sedemikian banyak untuk yang satu ini?"

Tuhan menjawab, "Tahukah engkau apa kelebihan yang Kuinginkan dalam menciptakannya? Ia harus dapat dibersihkan, tapi bukan dari bahan plastik. Lebih dari 200 bagian darinya yang dapat digerakkan tanpa perlu diganti. Ia harus mampu menyantap segala macam makanan. Pada saat yang sama ia harus mampu menggendong tiga bayi sekaligus. Dengan sekali ciuman, mulai dari lutut yang luka hingga hati yang sedih dapat disembuhkannya. Semua ini harus dilakukannya hanya dengan dua tangan."

Penjelasan Tuhan itu sangat mempengaruhi benak malaikat.

Ia akhirnya bertanya, "Hanya dengan dua tangan? Tidak mungkin itu! Apakah Engkau yakin ini sebuah model yang benar dan memenuhi standar?"

"Hari ini Engkau telah melakukan banyak kerja, lakukan sisanya keesokan hari," kata malaikat.

"Aku tidak bisa meninggalkannya. Lagi pula tinggal hari terakhir," jawab Tuhan. "Sedikit lagi makhluk yang Kucintai ini akan sempurna," tambah-Nya.

Tuhan menjelaskan lagi, "Ketika sakit, ia sendiri yang berusaha mengobati dirinya dan ia mampu bekerja 18 jam dalam sehari."

Malaikat mendekati makhluk itu dan menyentuhnya. "Ooh, ia sangat lembut," kata malaikat.

"Iya benar. Ia memang sangat lembut, tapi Aku menciptanya sangat kuat. Kau tidak akan mampu membayangkan apa saja yang dapat ditanggungnya dan bagaimana ia keluar sebagai pemenang menghadapi segala masalah," jawab Tuhan.

Malaikat kembali bertanya, "Apakah ia dapat berpikir?"

Tuhan menjawab, "Ia bukan hanya bisa berpikir, tapi juga berargumentasi, membahas dan berdialog."

Malaikat memegang tulang pipinya dan mengatakan, "Tuhan, aku berpikir Engkau telah meletakkan tanggung jawab yang sangat banyak kepadanya! Sepertinya ada lubang dan air menetes dari sana!"

Tuhan membetulkan apa yang diucapkan malaikat dan mengatakan, "Itu bukan tetesan air biasa, tapi itu tetesan air mata."

Malaikat kembali bertanya, "Apa manfaat air mata baginya?"

Air mata adalah caranya untuk mengungkapkan kesedihan, keraguan, cinta, kesendirian, kesulitan dan kebanggaannya," jawab Tuhan.

Malaikat semakin berdebar membayangkan makhluk yang satu ini dan bertanya, "Wahai Tuhan! Engkau memang Maha Mampu dan telah mempertimbangkan segala aspek luar biasa dalam menciptakan makhluk bernama Ibu."

"Sayangnya ada satu darinya yang kurang tepat. Ia akan melupakan betapa dirinya begitu bernilai," kata malaikat. (Ap/SL/MZ)

~ Irib.ir

Wednesday, August 4, 2010

I gotta feeling - Black Eyed Peas

I gotta feeling - Black Eyed Peas





I gotta feeling that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night

A feeling that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night

A feeling, woohoo, that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night

A feeling, woohoo, that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night

Tonight's the night, let's live it up
I got my money, let's spend it up
Go out and smash it like oh my God
Jump off that sofa, let's get, get off

I know that we'll have a ball
If we get down and go out and just lose it all
I feel stressed out, I wanna let it go
Let's go way out spaced out and losing all control

Fill up my cup, mozoltov
Look at her dancing, just take it off
Let's paint the town, we'll shut it down
Let's burn the roof, and then we'll do it again

Let's do it, let's do it, let's do it, let's do it
And do it and do it, let's live it up
And do it and do it and do it, do it, do it
Let's do it, let's do it, let's do it

'Cause I gotta feeling, woohoo, that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night

A feeling, woohoo, that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night

Tonight's the night
(Hey!)
Let's live it up
(Let's live it up)
I got my money
(My pay)
Let's spend it up
(Let's spend it up)

Go out and smash it
(Smash it)
Like oh my God
(Like oh my God)
Jump off that sofa
(Come on!)
Let's get, get off

Fill up my cup
(Drink)
Mozoltov
(Lahyme)
Look at her dancing
(Move it, move it)
Just take it off

Let's paint the town
(Paint the town)
We'll shut it down
(Let's shut it down)
Let's burn the roof
And then we'll do it again

Let's do it, let's do it, let's do it, let's do it
And do it and do it, let's live it up
And do it and do it and do it, do it, do it
Let's do it, let's do it, let's do it, do it, do it, do it

Here we come, here we go, we gotta rock
(Rock rock rock rock rock)
Easy come, easy go, now we on top
(Top top top top top)
Feel the shot, body rock, rock it, don't stop
(Stop stop stop stop stop)
Round and round, up and down, around the clock
(Rock rock rock rock rock)

Monday, Tuesday, Wednesday and Thursday
(Do it!)
Friday, Saturday, Saturday to Sunday
(Do it!)
Get, get, get, get, get with us, you know what we say, say
Party every day, p-p-p-party every day

And I'm feelin', woohoo, that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night

I gotta feeling, woohoo, that tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good, good night
Woohoo


Beda Redenominasi dengan Sanering

Yang lagi 'happening' diberitakan, wacana Redenominasi oleh pemerintah melalui Bank Indonesia. Meskipun di televisi tampak MenkoHatta Radjasa membantah rencana yang sudah digulirkan BI, namun penting buat saya untuk setidaknya tahu, tanpa mengindahkan pro-kontra maupun polemik mengenai hal tersebut.

Ada kekhawatiran bahwa redominasi sama dengan sanering yang pernah dilakukan di masa orde lama. Namun rakyat rakyat yang ahli menyampaikan bahwa kedua hal tersebut berbeda.

Artikel berikut cukup menjelaskan perbedaan antara Redominasi dan Sanering. Semoga bermanfaat khususnya bagi saya, sekedar menambah wawasan dan referensi untuk masa depan.

http://pendek.in/01rlm


------------------------------------------------------


Inilah Beda Redenominasi dengan Sanering
RABU, 04 AGUSTUS 2010 | 09:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Untuk mencegah salah pengertian antara redenominasi dengan sanering, Bank Indonesia menjelaskan perbedaannya secara rinci. Begini rinciannya.

1. Pengertian.
Redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Misal Rp 1.000 menjadi Rp 1.
Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah.
Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun.

2. Dampak bagi masyarakat.
Pada redenominasi, tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama.
Pada sanering, menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis.

3. Tujuan
Redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi.Tujuan berikutnya, mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional.
Sanering bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).

4. Nilai uang terhadap barang.
Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah, karena hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang disesuaikan.
Pada sanering, nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena yang dipotong adalah nilainya.

5. Kondisi saat dilakukan.
Redenominasi dilakukans saat kondisi makro ekonomi stabil. Ekonomi tumbuh dan inflasi terkendali.
Sanering dilakukan dalam kondisi makro ekonomi tidak sehat, inflasi sangat tinggi (hiperinflasi).

6. Masa transisi
Redenominasi dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
Sanering tidak ada masa transisi dan dilakukan secara tiba-tiba.

7. Contoh untuk harga 1 liter bensin seharga Rp 4.500 per liter.
Pada redenominasi, bila terjadi redenominasi tiga digit (tiga angka nol), maka dengan uang sebanyak Rp 4,5 tetap dapat membeli 1 liter bensin. Karena harga 1 liter bensin juga dinyatakan dalam satuan pecahan yang sama (baru).
Pada sanering, bila terjadi sanering per seribu rupiah, maka dengan Rp 4,5 hanya dapat membeli 1/1000 atau 0,001 liter bensin.

-- Maria




Friday, July 9, 2010

Tempayan yang Retak

Tempayan yang Retak
--- dari e-mail seorang kawan

Seorang ibu yang sudah tua memiliki 2 buah tempayan, yang dipikul di pundaknya dengan menggunakan bambu. Salah 1 dari tempayan itu retak, sedangkan yang 1 nya tidak bercela dan selalu memuat air hingga penuh. Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh.

Selama 2 tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana sang ibu tua membawa pulang air hanya 1 1/2 tempayan. Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya & sedih, sebab dia hanya bisa memenuhi 1/2 dari kewajibannya.

Setelah 2 tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua di dekat sungai. "Aku malu, sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumah mu." Ibu itu tersenyum dan menjawab, "Tidakkah kau lihat bunga yang beraneka ragam di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang lainnya? Aku sudah tau kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih2 itu, selama 2 tahun ini pula aku bisa memetik bunga2 yang cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak bisa seasri seperti ini sebab tidak ada bunga."

Kita semua punya kekurangan masing2 ... Namun kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menjadi menyenangkan dan memuaskan dengan saling melengkapi 1 dengan yg lain.

--------------------

Kita sepatutnya bisa menerima setiap orang apa adanya dan mencari yang terbaik dalam diri mereka.
Saudaraku sesama tempayan yang retak, semoga harimu menyenangkan. Jangan lupa mencium wanginya bunga di jalurmu.


Tuesday, July 6, 2010

Chicken Soup: Mengikat Kaki Unta

Chicken Soup: Mengikat Kaki Unta

Rasullullaah saww:
"Jangan pernah meminta pertolongan untuk urusan pribadimu dan jangan berhutang pada siapa pun, meski hanya sebatang tusuk gigi"
------------------

Kafilah telah berjalan selama berjam-jam, kelelahan menyelimuti mereka, demikian pula unta yang mereka tunggangi. Sesampainya di oasis, mereka menyuruh unta-unta mereka duduk. Rasulullaah Saww yang ikut dalam kafilah tersebut juga memerintahkan untanya duduk, kemudian beliau turun.

Semua orang turun dari unta dan bergegas menuju oasis untuk berwudhu, begitu pun Rasul saww. Setelah beberapa langkah, tanpa berkata kepada siapa pun, Rasul saww kembali ke untanya. Betapa terkejutnya para sahabat, mereka menyangka Rasul saww tidak menyukai tempat itu dan menyuruh mereka pergi dari sana. Sambil memasang telinga dan memperhatikan dengan seksama, mereka menanti perintah Rasul saww. Para sahabat takjub dan kagum melihat Rasul saww ternyata menghampiri untanya, mengambil tali, dan mengikat kaki untanya, kemudian kembali ke tujuan semula.

Para sahabat serentak mengucapkan, "Wahai utusan Allaah! Mengapa tidak kau perintahkan kami saja untuk melakukannya, mengapa kau menyusahkan diri sendiri sementara kami akan berbangga hati melayanimu?"


"Jangan pernah meminta pertolongan untuk urusan pribadimu dan jangan berhutang pada siapa pun, meski hanya sebatang tusuk gigi", jawab Rasul saww.


------------------

The Best Chicken Soup - persembahan Nabi dan Keluarganya
-Murtadha Muthahhari-
Cet. I Oktober 2004 Pustaka IIMAN

Thursday, May 20, 2010

Transkrip kuliah umum Sri Mulyani 18 Mei 2010

Transkrip kuliah umum Sri Mulyani 18 Mei 2010


dikutip dari Tempo Interaktif: http://bit.ly/SMI20100518
untuk referensi !
------------------------------------------------------------


TEMPO Interaktif, Jakarta - Hampir sekitar setengah bulan setelah memutuskan mundur dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani membisu. Ia sama sekali tak pernah berterus terang mengungkapkan alasannya mundur dan lebih menerima tawaran sebagai Managing Director World Bank.

Namun, pada Selasa (18/5) malam lalu, dalam sebuah acara Kuliah Umum bertajuk "Kebijakan Publik dan Etika Publik" yang digelar di hotel Ritz Carlton, Sri blak-blakan mengungkapkan kegelisahannya selama menduduki jabatan Menteri Keuangan.

Dalam acara yang dihadiri kerabat dan kolega itu, Sri mengungkapkan bahwa dirinya saat ini menang. Sebab, "Kemenangan dan keberhasilan itu menurut saya, karena saya tidak didikte oleh siapapun termasuk mereka yang menginginkan saya tidak di sini."

Berikut Transkrip kuliah umum lengkap Sri Mulyani di acara kuliah umum itu.

-------------------------

Saya rasanya lebih berat berdiri di sini daripada waktu dipanggil Pansus Century. Dan saya bisa merasakan itu karena sometimes dari moral dan etikanya jelas berbeda. Itu yang membuat saya yang biasanya jarang sekali grogi sekarang menjadi grogi.

Saya diajari Pak Marsillam Simanjuntak (mantan Ketua UKP3R) untuk memanggil orang tanpa menyebut mas atau bapak, karena diangap itu adalah ekspresi egalitarian. Saya susah manggil 'Marsilam', selalu pakai 'pak', dan dia marah. Tapi untuk Rocky saya malam ini saya panggil Rocky (Rocky Gerung dari P2D) yang baik. Terimakasih atas...... (tepuk tangan).

Tapi saya jelas nggak berani manggil Rahman Toleng dengan Rahman Toleng.

Terimakasih atas introduksi yang sangat generous. Saya sebetulnya agak keberatan diundang malam hari ini untuk dua hal. Pertama, karena judulnya adalah memberi kuliah. Dan biasanya kalau memberi kuliah, saya harus paling tidak saya harus membaca buku dulu dan kemudian berpikir keras bagaimana menjelaskan.

Dan malam ini tidak ada kuliah di gedung atau di hotel yang begitu bagus itu biasanya untuk kuliah kelas internasional atau spesial. Hanya untuk eksekutif yang bayar SPP-nya mahal. Dan itu pasti neolib itu (disambut tertawa). Karena itu saya revisi mungkin namanya kepada adalah ekspresi saya untuk berbicara tentang kebijakan publik dan etika publik.

Yang kedua, meskipun tadi mas Rocky menyampaikan, eh salah lagi. Kalau tadi disebutkan mengenai ada dua laki-laki, hati kecil saya tetap mengatakan sampai hari ini saya adalah pembantu laki-laki itu (tepuk tangan). Dan malam ini, saya sekaligus akan menceritakan tentang konsep etika yang saya pahami pada saat saya masih menjadi pembantu (presiden), secara etika saya tidak boleh untuk mengatakan hal yang buruk kepada siapapun yang saya bantu. Jadi saya mohon maaf kalau agak berbeda dan aspirasinya tidak sesuai dengan amanat pada hari ini.

Tapi saya diminta untuk bicara tentang kebijakan publik dan etika publik. Dan itu adalah suatu topik yang barangkali merupakan suatu pergulatan harian saya, semenjak hari pertama saya bersedia untuk menerima jabatan sebagai menteri di kabinet di Republik Indonesia itu.

Suatu penerimaan jabatan yang saya lakukan dengan penuh kesadaran, dengan segala upaya saya untuk memahami apa itu konsep jabatan publik. Pejabat negara yang ada dalam dirinya, setiap hari adalah melakukan tindakan, membuat pernyataan, membuat keputusan, yang semua dimensinya untuk kepentingan publik.

Di situ letak pertama dan sangat sulit bagi orang seperti saya. Sebab, saya tidak belajar, seperti anda semua, termasuk siapa tadi yang menjadi MC, tentang filosofi. Namun saya dididik oleh keluarga untuk memahami etika di dalam pemahaman seperti yang saya ketahui. Bahwa sebagai pejabat publik, hari pertama saya harus mampu untuk membuat garis antara apa yang disebut sebagai kepentingan publik dengan kepentingan pribadi saya dan keluarga, atau kelompok.

Dan sebetulnya tidak harus menjadi muridnya Rocky Gerung di Filsafat UI untuk pintar mengenai itu. Karena kita belajar selama 30 tahun di bawah rezim presiden Soeharto. Dimana begitu acak hubungan, dan acak-acakan hubungan antara kepentingan publik dan kepentingan pribadi. Itu merupakan modal awal saya untuk memahami konsekuensi menjadi pejabat publik. Dimana setiap hari saya harus membuat kebijakan publik dengan domain saya sebagai makhluk, yang juga punya privacy atau kepentingan pribadi.

Di dalam ranah itulah kemudian dari hari pertama dan sampai lebih dari 5 tahun saya bekerja untuk pemerintahan ini. Topik mengenai apa itu kebijakan publik dan bagaimana kita harus, dari mulai berpikir, merasakan, bersikap, dan membuat keputusan menjadi sangat penting. Tentu saya tidak perlu harus mengulangi, karena itu menyangkut, yang disebut, tujuan konstitusi, yaitu kepentingan masyarakat banyak. Yaitu mencapai kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Jadi kebijakan pubik dibuat tujuannya adalah untuk melayani masyarakat. Kebijakan publik dibuat melalui dan oleh kekuasaan. Karena dia dibuat oleh institusi publik yang eksis karena dia merupakan produk dari suatu proses politik dan dia memiliki kekuasaan untuk mengeluarkannya. Disitulah letak bersinggungan, apa yang disebut sebagai ingridient utama dari kebijakan publik, yaitu unsur kekuasaan. Dan kekuasaan itu sangat mudah menggelincirkan kita.

Kekuasaan selalu cenderung untuk corrupt. Tanpa adanya pengendalian dan sistim pengawasan, saya yakin kekuasaan itu pasti corrupt. Itu sudah dikenal oleh kita semua. Namun pada saat Anda berdiri sebagai pejabat publik, memiliki kekuasan dan kekuasan itu sudah dipastikan akan membuat kita corrupt, maka pertanyaan 'kalau saya mau menjadi pejabat publik dan tidak ingin corrupt, apa yang harus saya lakukan?'

Oleh karena itu, di dalam proses-proses yang saya lalui, jadi ini lebih saya cerita daripada kuliah. Dari hari pertama, karena begitu khawatirnya, tapi juga pada saat yang sama punya perasaan anxiety untuk menjalankan kekuasaan, namun saya tidak ingin tergelincir kepada korupsi, maka pada hari pertama Anda masuk kantor, Anda bertanya dulu kepada sistem pengawas internal Anda dan staf Anda. Apalagi waktu itu jabatan dari Bappenas menjadi Menteri Keuangan. Dan saya sadar sesadar sadarnya bahwa kewenangan dan kekuasaan Kementrian Keuangan atau Menteri Keuangan sungguh sangat besar. Bahkan pada saat saya tidak berpikir corrupt pun orang sudah berpikir ngeres mengenai hal itu.

Bayangkan, seseorang harus mengelola suatu resources yang omsetnya tiap tahun sekitar, mulai dari Rp 400 triliun sampai sekarang di atas Rp 1000 triliun, itu omset. Total asetnya mendekati Rp 3000 triliun lebih. Saya lihat banyak sekali, kalau bicara uang terus langsung....(ada air putih langsung datang diiringi ketawa hadirin).

Saya sudah melihat banyak sekali apa yang disebut tata kelola atau governance. pada saat seseorang memegang suatu kewenangan dimana melibatkan uang yang begitu banyak. Tidak mudah mencari orang yang tidak tergiur, apalagi terpeleset, sehingga tergoda bahwa apa yang dia kelola menjadi seolah-olah menjadi barang atau aset miliknya sendiri.

Dan di situlah hal-hal yang sangat nyata mengenai bagaimana kita harus membuat garis pembatas yang sangat disiplin. Disiplin pada diri kita sendiri dan dalam, bahkan, pikiran kita dan perasaan kita untuk menjalankan tugas itu secara dingin, rasional, dengan penuh perhitungan dan tidak membolehkan perasaan ataupun godaan apapun untuk, bahkan berpikir untuk meng-abusenya.

Barangkali itu istilah yang disebut teknokratis. Tapi saya sih menganggap bahwa juga orang yang katanya berasal dari akademik dan disebut tekhnokrat tapi ternyata 'bau'nya tidak seperti itu. Apalagi tingkahnya. Jadi saya biasanya tidak mengklasifikasikan berdasarkan label. Tapi berdasarkan genuine product-nya, dia hasilnya apa, tingkah laku yang esensial.

Nah, di dalam hari-hari dimana kita harus membicarakan kebijakan publik, dan tadi disebutkan bahwa kewenangan begitu besar, menyangkut sebuah atau nilai resources yang begitu besar. Kita mencoba untuk menegakkan rambu-rambu, internal maupun eksternal.

Mungkin contoh untuk internal hari pertama saya bertanya kepada Inspektorat Jenderal saya. "Tolong beri saya list apa yang boleh dan tidak boleh dari seorang menteri." Biasanya mereka bingung dan berkata, "Tidak pernah ada menteri yang tanya begitu ke saya bu."

Kalau seorang menteri kemudian menanyakan apa yang boleh dan nggak boleh, buat mereka menjadi suatu pertanyaan yang sangat janggal. Untuk kultur birokrat, itu sangat sulit dipahami. Di dalam konteks yang lebih besar dan alasan yang lebih besar adalah dengan rambu-rambu. Kita membuat standart operating procedure, tata cara, tata kelola untuk membuat bagaimana kebijakan dibuat. Bahkan menciptakan sistem check and balance.

Karena kebijakan publik dengan menggunakan elemen kekuasaan, dia sangat mudah untuk memunculkan konflik kepentingan.

Saya bisa cerita berhari-hari kepada Anda. Banyak contoh dimana produk-produk kebijakan sangat memungkinkan seorang, pada jabatan Menteri Keuangan, mudah tergoda. Dari korupsi kecil hingga korupsi yang besar. Dari korupsi yang sifatnya hilir dan ritel sampai korupsi yang sifatnya upstream dan hulu.

Dan bahkan dengan kewenangan dan kemampuannya dia pun bisa menyembunyikan itu. Karena dengan kewenangan yang besar, dia juga sebetulnya bisa membeli sistem. Dia bisa menciptakan network. Dia bisa menciptakan pengaruh. Dan pengaruh itu bisa menguntungkan bagi dirinya sendiri atau kelompoknya.

Godaan itulah yang sebetulnya kita selalu ingin bendung. Karena begitu anda tergelincir pada satu hal, maka tidak akan pernah berhenti.

Namun, meskipun kita mencoba untuk menegakkan aturan, membuat rambu-rambu, dengan menegakkan pengawasan internal dan eksternal, sering bahwa pengawasan itu pun masih bisa dilewati. Disinilah kemudian muncul, apa yang disebut unsur etika. Karena etika menempel dalam diri kita sendiri. Di dalam cara kita melihat apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, apakah sesuatu itu menghianati atau tidak menghianati kepentingan publik yang harus kita layani. Apakah kita punya keyakinan bahwa kita tidak sedang mengkhianati kebenaran. Etika itu ada di dalam diri kita.

Dan kemudian kalau kita bicara tentang total, atau di dalam bahasa ekonomi yang keren namanya agregat, setiap kepala kita dijumlahkan menjadi etika yang jumlahnya agregat atau publik. Pertanyaannya adalah apakah di dalam domain publik ini setiap etika pribadi kita bisa dijumlahkan dan menghasilkan barang publik yang kita inginkan, yaitu suatu rambu-rambu norma yang mengatur dan memberikan guidance kepada kita.

Saya termasuk yang sungguh sangat merasakan penderitaan selama menjadi menteri. Karena itu tidak terjadi. Waktu saya menjadi menteri, sering saya harus berdiri atau duduk berjam-jam di DPR. Disitu anggota DPR bertanya banyak hal. Kadang-kadang bernada pura-pura atau sungguh-sungguh. Mereka mengkritik begitu keras. Tapi kemudian mereka dengan tenangnya mengatakan, "Ini adalah panggung politik bu."

Waktu saya dulu masuk menteri keuangan pertama saya masih punya dua Dirjen yang sangat terkenal, Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai. Mereka sangat powerfull. Karena pengaruhnya, dan respectability, saya tidak tahu kepada anggota dewan mereka sangat luar biasa. Dan waktu saya ditanya, mulainya dari...? Segala macem. Setiap keputusan, statemen saya dan yang lain-lain selalu ditanya dengan sangat keras.

Saya tadinya cukup naif mengatakan, "Oh ini ongkos demokrasi yang harus dibayar." Dan saya legowo saja dengan tenang menulis pertanyaan-pertanyaan mereka.

Waktu sudah ditulis mereka keluar ruangan, nggak pernah peduli mau dijawab atau tidak. Kemudian saya dinasehati oleh Dirjen saya itu. Katanya, "Ibu tidak usah dimasukkan ke hati. Hal seperti itu hanya satu episode drama saja."

Itu kemudian menimbulkan satu pergolakan batin orang seperti saya. Karena saya kemudian bertanya. Tadi dikaitkan dengan etika publik, kalau orang bisa secara terus menerus berpura-pura, dan media memuat, dan tidak ada satu kelompokpun mengatakan bahwa itu kepura-puraan maka kita bertanya, apalagi? Siapa lagi yang akan menjadi guidance? yang mengingatkan kita dengan, apa yang disebut, norma kepantasan. Dan itu sungguh berat.

Karena saya terus mengatakan kalau saya menjadi pejabat publik, ongkos untuk menjadi pejabat publik, pertama, kalau saya tidak corrupt, jelas saya legowo nggak ada masalah. Tapi yang kedua saya menjadi khawatir saya akan split personality.

Waktu di Dewan saya menjadi personality yang lain, nanti di kantor saya akan menjadi lain lagi, waktu di rumah saya lain lagi. Untung suami dan anak-anak saya tidak pernah bingung yang mana saya waktu itu. Dan itu sesuatu yang sangat sulit untuk seorang seperti saya untuk harus berubah-ubah. Kalau pagi lain nilainya dengan sore, dan sore lain dengan malam. Malam lain lagi dengan tengah malam. Kan itu sesuatu yang sangat sulit untuk diterima. Itu ongkos yang paling mahal bagi seorang pejabat publik yang harus menjalankan dan ingin menjalankan secara konsisten.

Nah, oleh karena itu, di dalam konteks inilah kita kan bicara mengenai kebijakan publik, etika publik yang seharusnya menjadi landasan, arahan bagi bagaimana kita memproduksi suatu tindakan, keputusan, yang itu adalah untuk urusan rakyat. Yaitu kesejahteraan rakyat, mengurangi penderitaan mereka, menaikkan suasana atau situasi yang baik di masyarakat. Namun di sisi lain kita harus berhadapan dengan konteks kekuasaan dan struktur politik. Dimana buat mereka norma dan etika itu nampaknya bisa tidak hanya double standrart, triple standart.

Dan bahkan kalau kita bicara tentang istilah dan konsep mengenai konflik kepentingan, saya betul-betul terpana. Waktu saya menjadi executive director di IMF, pertama kali saya mengenal apa yang disebut birokrat dari negara maju. Hari pertama saya diminta untuk melihat dan tandatangan mengenai etika sebagai seorang executive director, do dan don't.

Disitu juga disebutkan mengenai konsep konflik kepentingan. Bagaimana suatu institusi yang memprodusir suatu policy publik, untuk level internasional, mengharuskan setiap elemen, orang yang terlibat di dalam proses politik atau proses kebijakan itu harus menanggalkan konflik kepentingannya.

Dan kalau kita ragu kita boleh tanya, apakah kalau saya melakukan ini atau menjabat yang ini apakah masuk dalam domain konflik kepentingan. Dan mereka memberikan counsel untuk kita untuk bisa membuat keputusan yang baik.

Sehingga bekerja di institusi seperti itu menurut saya mudah. Dan kalau sampai Anda tergelincir ya kebangetan aja Anda. Namun waktu kembali ke Indonesia dan saya dengan pemahaman pengenai konsep konflik kepentingan, saya sering menghadiri suatu rapat membuat suatu kebijakan, dimana kebijakan itu akan berimplikasi kepada anggaran, entah belanja, entah insentif, dan pihak yang ikut duduk dalam proses kebijakan itu adalah pihak yang akan mendapatkan keuntungan itu. Dan tidak ada rasa risih. Hanya untuk menunjukkan yang penting pemerintahan efektif, jalan. Kuenya dibagi ke siapa itu adalah urusan sekunder.

Anda bisa melihat bahwa kalau pejabat itu adalah backgroundnya pengusaha, meskipun yang bersangkutan mengatakan telah meninggalkan seluruh bisnisnya, tapi semua orang tahu bahwa adiknya, kakaknya, anaknya, dan teteh, mamah, aa' semuanya masih run. Dan dengan tenangnya, berbagai kebijakan, bahkan yang membuat saya terpana, kalau dalam hal ini apa disebutnya... kalau dalam bahasa Inggris apa disebutnya? I drop my job atau apa..bingung itu.

Kita bingung bahwa ada suatu keputusan dibuat, dan saya banyak catatan pribadi saya di buku saya. Ada keputusan ini, tiba-tiba besok lagi keputusan itu ternyata yang mengimport adalah perusahaannya dia. Nah ini merupakan sesuatu hal yang barangkali tanpa harus mendramatisir yang dikatakan oleh Rocky tadi seolah-olah menjadi the most reason phenomena. Kita semua tahu, itulah penyakit yang terjadi di Zaman Orde Baru. Hanya dulu dibuatnya secara tertutup, tapi sekarang dengan kecanggihan, karena kemampuan dari kekuasaan, dia mengkooptasi decision making process juga.

Kelihatannya demokrasi, kelihatannya melalui proses check and balance, tapi di dalam dirinya, unsur mengenai konflik kepentingan dan tanpa etika begitu kental. Etika itu barang yang jarang disebut pak.

Ada suatu saat saya membuat rapat dan rapat ini jelas berhubungan dengan beberapa perusahaan. Kebetulan ada beberapa dari yang kita undang, dia adalah komisaris dari beberapa perusahaan itu. Kami biasa, dan saya mengatakan dengan tenang, bagi yang punya aviliasi dengan apa yang kita diskusikan silakan keluar dari ruangan. Memang itu adalah tradisi yang coba kita lakukan di kementerian keuangan. Kebetulan mereka adalah teman-teman saya. Jadi teman-teman saya itu dengan bitter mengatakan, "Mba Ani jangan sadis-sadis amat lah kayak gitu. Kalaupun kita disuruh keluar juga diem-diem aja. Nggak usah caranya kayak gitu."

Saya ingin menceritakan cerita seperti ini kepada Anda bagaimana ternyata konsep mengenai etika dan konflik kepentingan itu, bisa dikatakan sangat langka di republik ini. Dan kalau kita berusaha untuk menjalankan dan menegakkan, kita dianggap menjadi barang yang aneh. Jadi tadi kalau MC nya menjelaskan bahwa saya ingin menjelaskan bahwa di luar gua itu ada sinar dan dunia yang begitu bagus, di dalam saya dianggap seperti orang yang cerita yang nggak nggak aja. Belum kalau di dalam konteks politik besar, kemudian, wah ini konsep barat pasti. 'Lihat saja Sri Mulyani, neolib.'

Jadi saya mungkin akan mengatakan bagaimana ke depan di dalam proses politik. Tentu adalah suatu keresahan buat kita. Karena episod yang terjadi beberapa kali adalah bahwa di dalam ruangan publik, rakyat atau masyarakat yang harusnya menjadi the ultimate shareholder dari kekuasaan. Dia memilih, kepada siapapun CEO di republik ini dan dia juga memilih dari orang-orang yang diminta untuk menjadi pengawas atau check terhadap CEO nya.

Dan proses ini ternyata juga tidak murah dan mudah. Sudah banyak orang yang mengatakan untuk menjadi seorang jabatan eksekutif dari level kabupaten, kota, provinsi, membutuhkan biaya yang luar biasa, apalagi presiden pastinya. Dan biayanya sungguh sangat tidak bisa dibayangkan untuk suatu beban seseorang. Saya menteri keuangan, saya biasa mengurusi ratusan triliun bahkan ribuan, tapi saya tidak kaget dengan angka. Tapi saya akan kaget kalau itu menjadi beban personal.

Seseorang akan menjadi kandidat mengeluarkan biaya sebesar itu. Kalkulasi mengenai return of investment saja tidak masuk. Bagaimana Anda mengatakan dan waktu saya mengatakan saya lihat struktur gaji pejabat negara sungguh sangat tidak rasional. Dan kita pura-pura tidak boleh menaikkan karena kalau menaikkan kita dianggap mau mensejahterakan diri sebelum mensejahterakan rakyat. Sehingga muncullah anomali yang sangat tidak bisa dijelaskan oleh logika akal sehat, bahkan Rocky bilangnya ada akal miring. Saya mencoba sebagai pejabat negara untuk mengembalikan akal sehat dengan mengatakan strukturnya harus dibenahi lagi. Namun toh tetap tidak bisa menjelaskan suatu proses politik yang begitu sangat mahalnya.

Sehingga memunculkan suatu kebutuhan untuk berkolaborasi dengan sumber finansialnya. Dan disitulah kontrak terjadi. Di tingkat daerah, tidak mungkin itu dilakukan dengan membayar melalui gajinya. Bahkan melalui APBD nya pun tidak mungkin karena size dari APBN nya kadang-kadang tidak sebesar atau mungkin juga lebih sulit. Sehingga yang bisa adalah melalui policy. Policy yang bisa dijual belikan. Dan itu adalah bentuk hasil dari suatu kolaborasi.

Pertanyaan untuk kita semua, bagaimana kita menyikapi hal ini didalam konteks bahwa produk dari kebijakan publik, melalui sebuah proses politik yang begitu mahal sudah pasti akan distated dengan struktur yang membentuk awalnya. Karena kebijakan publik adalah hilirnya, hasil akhir. Hulunya yang memegang kekuasaan, lebih hulu lagi adalah prosesnya untuk mendapatkan kekuasaan itu demikian mahal.

Dan itu akan menjadi pertanyaan yang concern untuk sebuah sistem demokrasi. Maka pada saat kita dipilih atau diminta untuk menjadi pembantu atau menjadi bagian dari pemerintah, tentu kita tidak punya ilusi bahwa ruangan politik itu vakum atau hampa dari kepentingan. Politik dimana saja pasti tentang kepentingan. Dan kepentingan itu kawin diantara beberapa kelompok untuk mendapatkan kekuasaan itu. Pasti itu perkawinannya adalah pada siapa saja yang menjadi pemenang.

Kalau pada hari ini tadi disebutkan ada yang menanyakan atau menyesalkan atau ada yang menangisi ada yang gelo (menyesal), kenapa kok Sri Mulyani memutuskan untuk mundur dari Menteri Keuangan. Tentu ini adalah suatu kalkulasi dimana saya menganggap bahwa sumbangan saya, atau apapun yang saya putuskan sebagai pejabat publik tidak lagi dikehendaki di dalam sistem politik. Dimana perkawinan kepentingan itu begitu sangat dominan dan nyata. Banyak yang mengatakan itu adalah kartel, saya lebih suka pakai kata kawin, walaupun jenis kelaminnya sama (ketawa dan tepuk tangan).

Karena politik itu lebih banyak lakinya daripada perempuan makanya saya katakan tadi. Hampir semua ketua partai politik laki kecuali satu. Dan di dalam bahwa dimana sistem politik tidak menghendaki lagi atau dalam hal ini tidak memungkinkan etika publik itu bisa dimnculkan, maka untuk orang seperti saya akan menjadi sangat tidak mungkin untuk eksis. Karena pada saat saya menerima tangung jawab untuk menjadi pejabat publik, saya sudah berjanji kepada diri saya sendiri, saya tidak ingin menjadi orang yang akan menghianati dengan berbuat corrupt. Saya tidak mengatakan itu gampang. Sangat painful. Sungguh painful sekali.

Dan saya tidak mengatakan bahwa saya tidak pernah mengucurkan atau meneteskan airmata untuk menegakkan prinsip itu. Karena ironinya begitu besar. Sangat besar. Anda memegang kekuasaan begitu besar. Anda bisa, Anda mampu, Anda bahkan boleh, bahkan diharapkan untuk meng abuse nya oleh sekelompok yang sebetulnya menginginkan itu terjadi agar nyaman dan Anda tidak mau (tepuk tangan). Namun pada saat yang sama Ada tidak selalu diapresiasi. P2D kan baru muncul sesudah saya mundur (ketawa, disini dia terlihat mengusapkan saputangan ke matanya).

Jadi ya terlambat tidak apa-apa, terbiasa. Saya masih bisa menyelamatkan republik ini lah. Jadi saya tidak tahu tadi, Rocky tidak ngasih tahu saya berapa menit atau berapa jam. Soalnya di atas jam 21.00 argonya lain lagi nanti. Jadi saya gimana harus menutupnya. Nanti kayaknya nyanyi aja balik terus nanti.

Mungkin saya akan mengatakan bahwa pada bagian akhir kuliah saya ini atau cerita saya ini saya ingin menyampaikan kepada semua kawan-kawan disini. Saya bukan dari partai politik, saya bukan politisi, tapi tidak berarti saya tidak tahu politik. Selama lebih dari 5 tahun saya tahu persis bagaimana proses politik terjadi. Kita punya perasaan yang bergumul atau bergelora atau resah. Keresahan itu memuncak pada saat kita menghadapi realita jangan-jangan banyak orang yang ingin berbuat baik merasa frustasi. Atau mungkin saya akan less dramatic.

Banyak orang-orang yang harus dipaksa untuk berkompromi dan sering kita menghibur diri dengan mengatakan kompromi ini perlu untuk kepentingan yang lebih besar. Sebetulnya cerita itu bukan cerita baru, karena saya tahu betul pergumulan para teknokrat zaman Pak Harto, untuk memutuskan stay atau out adalah pada dilema, apakah dengan stay saya bisa membuat kebijakan publik yang lebih baik sehingga menyelamatkan suatu kerusakan yang lebih besar. Atau Anda out dan Anda disitu akan punya kans untuk berbuat atau tidak, paling tidak resiko getting associated with menjadi less. Personal gain, public loss. If you are stay, dan itu yang saya rasakan 5 tahun, you suddenly feel that everybody is your enemy.

Karena no one yang sangat simpati dan tahu kita pun akan tidak terlalu happy karena kita tetap berada di dalam sistem. Yang tidak sejalan dengan kita juga jengkel karena kita tidak bisa masuk kelompok yang bisa diajak enak-enakan. Sehingga Anda di dalam di sandwich di dua hal itu. Dan itu bukan suatu pengalaman yang mudah. Sehingga kita harus berkolaborasi untuk membuat space yang lebih enak, lebih banyak sehingga kita bisa menemukan kesamaan.

Nah kalau kita ingin kembali kepada topiknya untuk menutup juga, saya rasa forum-forum semacam ini atau saya mengatakan kelompok seperti Anda yang duduk pada malam hari ini adalah kelompok kelas menengah yang sangat sadar membayar pajak. Membayarnya tentu tidak sukarela, tidak seorang yang patriotik yang mengatakan dia membayar pajak sukarela. Tapi meskipun tidak sukarela, Anda sadar bahwa itu adalah suatu kewajiban untuk menjaga republik ini tetap berdaulat. Dan orang seperti Anda yang tau membayar pajak adalah kewajiban dan sekaligus hak untuk menagih kepada negara, mengembalikan dalam bentuk sistim politik yang kita inginkan.

Maka sebetulnya di tangan orang-orang seperti Anda lah republik ini harus dijaga. Sungguh berat, dan saya ditanya atau berkali-kali di banyak forum untuk ditanya, kenapa ibu pergi? Bagaimana reformasi, kan yang dikerjakan semua penting. Apakah ibu tidak melihat Indonesia sebagai tempat untuk pengabdian yang lebih penting dibandingkan bank dunia.

Seolah-olah sepertinya negara ini menjadi tanggungjawab Sri Mulyani. Dan saya keberatan. Dan saya ingin sampaikan di forum ini karena Anda juga bertanggungjawab kalau bertama hal yang sama ke saya. Anda semua bertanggungjawab sama seperti saya. Mencintai republik ini dengan banyak sekali pengorbanan sampai saya harus menyampaikan kepada jajaran pajak, jajaran bea cukai, jajaran perbendaharaan. "Jangan pernah putus asa mencintai republik." Saya tahu, sungguh sulit mengurusnya pada masa-masa transisi yang sangat pelik.

Kecintaan itu paling tidak akan terus memelihara suara hati kita. Dan bahkan menjaga etika kita di dalam betindak dan berbuat serta membuat keputusan. Dan saya ingin membagi kepada teman-teman di sini, karena terlalu banyak di media seolah-olah ditunjukkan yang terjadi dari aparat di kementrian keuangan yang sudah direformasi masih terjadi kasus seperti Gayus.

Saya ingin memberikan testimoni bahwa banyak sekali aparat yang betul-betul genuinly adalah orang-orang yang dedicated. Mereka yang cinta republik sama seperti Anda. Mereka juga kritis, mereka punya nurani, mereka punya harga diri. Dia bekerja pada masing-masing unit, mungkin mereka tidak bersuara karena mereka adalah bagian dari birokrat yang tidak boleh bersuara banyak tapi harus bekerja.

Sebagian kecil adalah kelompok rakus, dan dengan kekuasaan sangat senang untuk meng abuse. Tapi saya katakan sebagian besar adalah orang-orang baik dan terhormat. Saya ingin tolong dibantu, berilah ruang untuk orang-orang ini untuk dikenali oleh Anda juga dan oleh masyarakat. Sehingga landscape negara ini tidak hanya didominasi oleh cerita, oleh tokoh, apalagi dipublikasi dengan seolah-olah menggambarkan bahwa seluruh sistem ini adalah buruk dan runtuh.

Selama seminggu ini saya terus melakukan pertemuan dan sekaligus perpisahan dengan jajaran di kementerian keuangan dan saya bisa memberikan, sekali lagi, testimoni bahwa perasaan mereka untuk membuktikan bahwa reform bisa jalan ada disana. Bantu mereka untuk tetap menjaga api itu. Dan jangan kemudian Anda di sini bicara dengan saya, ya bisa diselamatkan kalau Sri Mulyani tetap menjadi menteri keuangan. Saya rasa tidak juga.

Suasana yang kita rasakan pada minggu-minggu yang lalu, bulan-bulan yang lalu, seolah-olah persoalan negara ini disandera oleh satu orang, Sri Mulyani. Sedemikian pandainya proses politik itu diramu sedemikian sehingga seolah-olah persoalannya menjadi persoalan satu orang. Seseorang yang pada sautu ketika dia harus membuat keputusan yang sungguh tidak mudah, dengan berbagai pergumulan, kejengkelan, kemarahan, kecapekan, kelelahan, namun dia harus tetap membuat kebijakan publik. Dia berusaha, berusaha di setiap pertemuan, mencoba untuk meneliti dirinya sendiri apakah dia punya kepentingan pribadi atau kelompok, dan apakah dia diintervensi atau tidak, apakah dia membuat keputusan karena ada tujuan yang lain.

Berhari-hari, berjam-jam dia bertanya, dia minta, dia mengundang orang dan orang-orang ini yang tidak akan segan mengingatkan kepada saya. Meskipun mereka tahu saya menteri, mereka lebih tua dari saya. Orang seperti Pak Darmin, siapa yang bisa bilang atau marahin Pak Marsilam? Wong semua orang dimarahin duluan sama dia.

Mereka ada disana hanya untuk mengingatkan saya berbagai rambu-rambu, berbagai pilihan dan pilihan sudah dibuat. Dan itu dilaporkan, dan itu diaudit dan itu kemudian dirapatkan secara terbuka. Dan itu kemudian dirapatkan di DPR. Bagaimana mungkin itu kemudia 18 bulan kemudian dia seolah-olah menjadi keputusan individu seorang Sri Mulyani.

Proses itu berjalan dan etika sunyi. Akal sehat tidak ada. Dan itu memunculkan suatu perasaan apakah pejabat publik yang tugasnya membuat kebijakan publik pada saat dia sudah mengikuti rambu-rambu, dia masih bisa divictimize oleh sebuah proses politik. Saya hanya mengatakan, kalau dulu pergantian rezim Orde Lama ke Orde Baru, semua orang di stigma komunis, kalau ini khusus didisain pada era reformasi seorang distigma dengan Sri Mulyani identik dengan Century. Mungkin kejadiannya di satu orang saja, tapi sebetulnya analogi dan kesamaan mengenai suatu penghakiman telah terjadi.

Sebetulnya disitulah letak kita untuk mulai bertanya, apakah proses politik yang didorong, yang dimotivate, yang ditunggangi oleh suatu kepentingan membolehkan seseorang untuk dihakimi, bahkan tanpa pengadilan. Divonis tanpa pengadilan. Itu barangkali adalah suatu episod yang sebetulnya sudah berturut-turut kita memahami konsekuensi sebagai pejabat publik yang tujuannya membuat kebijakan publik, dan berpura-pura seolah-olah ada etika dan norma yang menjadi guidance kita dibenturkan dengan realita-realita politik.

Dan untuk itu, saya hanya ingin mengatakan sebagai penutup, sebagian dari Anda mengatakan apakah Sri Mulyani kalah, apakah Sri Mulyani lari? Dan saya yakin banyak yang menyesalkan keputusan saya. Banyak yang menganggap itu adalah suatu loss atau kehilangan. Diantara Anda semua yang ada disini, saya ingin mengatakan bahwa saya menang. Saya berhasil.

Kemenangan dan keberhasilan saya definisikan menurut saya karena tidak didikte oleh siapapun termasuk mereka yang menginginkan saya tidak disini (applause).

Saya merasa berhasil dan saya merasa menang karena definisi saya adalah tiga. Selama saya tidak menghianati kebenaran, selama saya tidak mengingkari nurani saya, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka disitu saya menang.

Terimakasih. (standing applause)


RIEKA RAHADIANAA

Monday, May 17, 2010

Sri Mulyani, Nasionalisme, dan Tinju

Tempo Interaktif --- http://pendek.in/01e69

17 Mei 2010


Sri Mulyani, Nasionalisme, dan Tinju
Muhammad Chatib Basri -- Mantan anggota staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani dan mantan Deputi Menteri Keuangan untuk G-20

Pittsburgh, 25 September 2009.

Saya catat hari itu dalam ingatan. Presiden Obama meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membagikan pengalaman Indonesia dalam menurunkan subsidi bahan bakar minyak, dalam forum amat penting G-20. Kita ingat pada 2005 dan 2008, Indonesia menaikkan harga BBM dan mengalokasikan subsidinya untuk rakyat miskin. Mungkin aneh bagi sebagian di antara kita, mengapa kebijakan yang di dalam negeri dicaci maki justru layak dijadikan contoh oleh negara anggota G-20.

Siang itu, Presiden SBY sudah bersiap memberikan paparannya. Sayangnya, waktu dalam sesi makan siang itu amat terbatas, padahal ada tiga topik yang dibahas, dan giliran SBY yang terakhir. Waktu habis dan Presiden pun tak jadi bicara. Tentu kami semua-Menteri Keuangan Sri Mulyani; juru bicara Presiden, Dino Patti Djalal; Mahendra Siregar; dan saya-amat kecewa.

Kami berusaha meminta keterangan dari delegasi Amerika Serikat, tapi jawabannya tak memuaskan. Mereka tentu tak berani menanyakan kepada Obama. Saya ingat Sri Mulyani setengah berbisik kemudian mengatakan, "Kayaknya saya mesti ngomong langsung dengan Obama." Saya kira dia bergurau. Tapi kemudian saya sadar, ia serius. Sri menghampiri Presiden Obama yang baru memasuki ruangan setelah jeda makan siang. Mereka berbicara berdua. Saya kebetulan berjarak sekitar dua meter dari mereka, sehingga saya bisa mendengar percakapan tersebut.

Dengan terus terang-khas Sri Mulyani-ia menyampaikan kekecewaannya. Ia mengatakan bahwa Presiden Obama sudah meminta Presiden SBY berpidato, tapi waktunya habis. Karena itu, ia meminta Presiden Obama menyampaikan maaf kepada Presiden SBY dan memberikan kesempatan di sesi berikutnya. Saya terkejut. Presiden Obama-saya kutip dari ingatan-tersenyum dan mengatakan, "Itu kesalahan saya, saya minta maaf, akan saya berikan kesempatan di sesi berikutnya."

Setelah itu, saya melihat Presiden Obama menghampiri Presiden SBY dan berbicara berdua. Di sesi berikutnya, Presiden Obama meminta maaf secara terbuka. SBY kemudian berpidato dengan sangat meyakinkan. Bahkan, kemudian ada satu bagian dari komunike yang menganjurkan agar kebijakan ini dicontoh anggota G-20. Sri Mulyani kelihatan tersenyum. Sambil bercanda kami mengatakan kepada Sri Mulyani, sebetulnya ia lebih cocok menjadi Menteri Pertahanan!

Itu adalah contoh kecil dari kiprah Sri Mulyani di forum internasional. Tentu naif bila kita menyimpulkan bahwa Indonesia berperan dalam G-20 hanya dari cerita itu. Yang jauh lebih serius adalah ketika pada pembicaraan di tingkat Menteri Keuangan, Sri Mulyani memperjuangkan pembiayaan stimulus fiskal bagi negara berkembang. Negara berkembang-termasuk Indonesia-sampai September 2008, tumbuh relatif tinggi. Namun krisis keuangan global telah membawa dampak yang dalam bagi negara berkembang.

Untuk mengatasi itu, sisi permintaan-seperti resep Keynes lebih dari 70 tahun lalu-harus didorong. Dan ini mesti dilakukan di tingkat global. Masalahnya, tak semua negara, terutama negara berkembang, memiliki kemampuan untuk membiayai stimulusnya. Dalam situasi krisis keuangan global, akses terhadap pasar keuangan praktis tertutup. Kalaupun terbuka, harganya amat mahal.

Di sini, usulan Indonesia agar dibentuk global expenditure support fund diadopsi. G-20 sepakat mengguyurkan sedikitnya US$ 100 miliar melalui Bank Pembangunan Multilateral untuk membantu bujet negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, disediakan trade financing US$ 250 miliar untuk memulihkan perdagangan global.

Saya yang hadir di sana melihat bagaimana Sri Mulyani berdebat mengenai hal ini. Ia begitu dihormati dan didengar oleh para menteri keuangan lain, seperti Alistair Darling dari Inggris, Tim Geithner dari Amerika, atau Christine Lagarde dari Prancis. Saya ingat bagaimana dalam diskusi, Sri Mulyani kerap diminta menjadi pembicara pembuka. Saya catat, Darling atau Geithner di beberapa kesempatan, setelah mereka bicara, berpaling dan menanyakan, "Sri Mulyani, what do you think...."

Di sana, saya bangga menjadi orang Indonesia karena Indonesia dihormati dan didengar dalam forum yang boleh dibilang paling penting di dunia saat ini. Sebab, Indonesia berani memperjuangkan nasib negara berkembang di pentas global. Di masa lalu, sentimen nasionalisme kita kerap dibangun lewat tinju atau bulu tangkis. Keindonesiaan kita menjadi begitu bergelora ketika Ellyas Pical juara dunia, atau saat Susi Susanti dan Alan Budikusuma meraih emas olimpiade. Atau di tempat lain, nasionalisme kita bergelora ketika kita marah, atau terusik atau takut, lalu berteriak "awas asing".

Sri Mulyani membangkitkan kebanggaan akan Indonesia dengan cara lain. Maka, bukan hal yang aneh jika Sri Mulyani ditawari posisi nomor dua di Bank Dunia. Kiprahnya di dunia internasional memang membuat Indonesia yang tadinya sunyi dalam pentas global menjadi berbunyi. Kini, sentimen nasionalisme kita justru dibangun oleh Sri Mulyani lewat perasaan dihargai dan dihormati, karena Indonesia didengar, karena Indonesia mewakili emerging economies memiliki peran mengatasi krisis global. Kita tak lagi menjadi tawanan rasa rendah diri kita atau kita tak lagi melihat dunia dengan kecemasan di tiap tikungan.


Monday, May 10, 2010

Wawancara Ahmadinejad Soal Usamah bin Ladin

Wawancara Ahmadinejad Soal Usamah bin Ladin
< http://pendek.in/01ctu >

republika online: Jumat, 07 Mei 2010, 13:36 WIB

Awal pekan ini, Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad diundang stasiun televisi ABC untuk diwawancarai dalam program Good Morning America. Wawancara itu mencakup isu tentang program nuklir Iran, sanksi PBB, Menlu AS Hillary Clinton, kondisi politik Iran, juga keberadaan Usamah bin Ladin. Berikut adalah transkrip lengkap wawancara yang menyangkut isu Usamah bin Ladin. Acara tersebut dipandu oleh George Stephanopoulos.


Stepanopoulos: Ada dokumen terbaru yang menyatakan bahwa Usamah bin Ladin berada di Teheran. Salah satu nama yang disebut dalam dokumen itu adalah Alan Parrot yang mengaku berkali-kali bicara dengan Usamah sejak tahun 2003. Benarkah Usamah ada di Teheran?

Ahmadinejad: Pertanyaan Anda menggelikan.

Stepanopoulos: Mengapa

Ahmadinejad: Pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah menginvasi Afghanistan untuk menahan bin Ladin. Artinya mungkin mereka tahu di mana bin Ladin berada. Kalo mereka tidak tahu keberadaanya, mengapa harus menginvasi? Bukankah kita tahu intelijen?

Stepanopoulos: Saya pikir, kalu tahu, mereka sudah bisa menemukannya. Mereka bisa menangkapnya.

Ahmadinejad: Pertama, mereka harus berusaha dulu untuk menemukan keberadaanya, barulah menginvasi. Siapa pun yang tidak tahu keberadaannya tapi kemudian langsung menginvasi sebuah negara, apa ini masuk akal? Apakah Anda pikir ini masuk akal?

Stepanopoulos: Apa yang saya pikir adalah Anda tidak menjawab pertanyaan saya. Apakah dia ada di Teheran atau tidak?

Ahmadinejad: Posisi kami sangat jelas. Beberapa wartawan sudah mengatakan bin Ladin berada di Iran. Kalimat ini tidak punya nilai hukum. Posisi kami terhadap Afghanistan dan perlawanan terhadap terorisme sangatlah jelas.

Stepanopoulos: Tapi ini benar atau tidak?

Ahmadinejad: Mungkin Anda tahu. Saya tidak tahu.

Stepanopoulos: Saya tanya Anda. Anda adalah presiden Iran.

Ahmadinejad: Saya tidak tahu, Anda sudah menyiarkan berita yang sangat aneh.

Stepanopoulos: Izinkan saya bertanya dengan cara lain. Jika Anda tidak tahu Usamah bin Ladin di Teheran, akankah Anda menerimanya? Ataukah menghalaunya? Ataukah Anda akan menangkapnya?

Ahmadinejad: Saya malah mendengar bahwa Usamah bin Ladin ada di Washington DC.

Stepanopoulos: Oh tidak.

Ahmadinejad: Iya. Dia ada di sana, soalnya dia dulu adalah partnernya Mr Bush. Mereka telah berkolega di masa lalu. Anda tahu itu. Mereka juga bisnis minyak bersama, mereka bekerja sama. Bin Ladin tidak pernah bekerja sama dengan Iran, tapi dia kerja sama dengan Mr Bush.

Stepanopoulos: Saya akan tanya satu lagi, lalu silakan pergi. Jika Anda tahu Usamah bin Ladin ada di Teheran, tapi Anda katakan tidak. Tapi jika Anda tahu, akankah Anda menghalaunya, menangkapnya, atau justru menerimanya?

Ahmadinejad: Perbatasan kita, perbatasan kita adalah tertutup dan tidak bisa seenaknya dimasuki. Siapapun, baik itu tiga orang pendaki asal AS atau Usamah bin Ladin, atau juga orang lain. Perbatasan kami tertutup, dan posisi kami sangat jelas.

Saya agak terkejut untuk melihat kehidupan hari-hari Anda yang hanya mendasarkan pada berita. Saya perhatikan pemerintah AS juga menempatkan posisinya berdasar berita. Jika ini benar, sungguh disayangkan. Berita haruslah akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Jika seperti ini bisa mengganggu hubungan antarnegara. Ini contohnya, apakah pemerintah AS tahu soal lokasi bin Ladin? Dan Anda kayakan tidak, mereka akan menemukannya. Baiklah, jadi pertama harusnya ditemukan dulu lokasinya.

Stepanopoulos: Mereka kehilangan jejak.

Ahmadinejad: dan untuk menemukannya mereka menginvasi Afghanistan. Pertama, mereka harus menemukan lokasinya dulu, barulah menginvasi. Ini seperti hakim yang menahan seseorang, barulah dicari bukti-buktinya.

Stepanopoulos: Tapi Anda membantahnya bahwa dia sekarang di Teheran?

Ahmadinejad: Yakinlah dia di Washington. Saya pikir dia berpeluang besar ada di sana

Stepanopoulos: Saya tidak setuju, terima kasih atas waktunya Mr Presiden.

Red: irf

Sumber:
ABCNews.go.com
Republika online ( http://pendek.in/01ctu )

Monday, May 3, 2010

Tingkah Laku Balita yang Patut Dicurigai

Source: http://pendek.in/01bdc

Senin, 03/05/2010 12:00 WIB


Tingkah Laku Balita yang Patut Dicurigai

Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya lahir dengan sempurna tanpa cacat. Tapi beberapa gangguan tubuh terkadang muncul setelah anak dilahirkan. Untuk itu ketahui tingkah laku anak yang harus dicurigai oleh orangtua.

Tidak semua orangtua memperhatikan tingkah laku anaknya. Beberapa orang menganggap keterlambatan perkembangan yang dialami anaknya adalah suatu hal yang normal dan wajar. Padahal ada tingkah laku tertentu dari si kecil yang menunjukkan adanya gangguan dalam tubuhnya.

Seperti dikutip dari Familydoctor.org, Senin (3/5/2010) ada beberapa tingkah laku anak yang harus dicurigai terhadap kondisi autis, ADHD, bisu dan tuli, yaitu:

Tingkah laku anak hiperaktif atau attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD):

Memiliki kesulitan mengikuti petunjuk atau menjaga perhatia. Konsentrasinya hanya terhadap suatu kegiatan baik di sekolah maupun di rumah.

Terlihat seperti tidak mendengarkan orang lain berbicara.

Tidak bisa memperhatikan segala sesuatu secara mendetail.

Sering lupa terhadap sesuatu dan mudah terganggu.

Anak terlihat gelisah dan tidak bisa bermain atau duduk dengan tenang, senangnya bergerak atau berlari terus.

Berbicara atau memberikan jawaban secara ceplas ceplos dan sering menginterupsi orang.

Biasanya anak-anak ini memiliki gejala seperti itu setidaknya selama 6 bulan.


Tingkah laku anak yang memiliki autis

Menghindari memeluk atau melakukan kontak mata dengan orang lain.

Tidak menanggapi atau memberikan respons terhadap suara, bunyi dan namanya jika dipanggil.

Tidak berbicara dengan menggunakan bahasa yang benar dan kadang seperti berteriak.

Suka bolak-balik, berputar atau membenturkan kepalanya.

Memiliki perhatian khusus atau rutinitas tertentu dan menjadi marah jika kegiatan tersebut diganggu atau berubah.

Memiliki ekspresi wajah atau gerakan tertentu yang menjadi ciri khasnya dan tidak takut terhadap bahaya.


Tingkah laku anak yang memiliki gangguan pendengaran (tuli)

Anak kurang responsif terhadap suara dan keadaan disekitarnya kecuali bisa dinikmati dengan melihat.

Saat masih bayi, ia cenderung tidak kaget atau terbangun ketika mendengar suara yang keras saat tidur.

Cenderung untuk berusaha melihat wajah lawan bicaranya.

Anak hanya memberikan respons terhadap suara tertentu atau suara yang keras saja.

Sering memberikan jawaban yang salah terhadap suatu perintah atau pertanyaan dan meminta untuk mengulangi kata-kata.

Anak berbicara terlalu pelan atau keras serta ucapannya terkadang sulit untuk dimengerti.

Memiliki masalah tingkah laku dan juga nilai pelajaran yang terkadang di bawah rata-rata.


Tingkah laku anak yang memiliki gangguan bicara

Anak belum bisa mengeluarkan suara untuk menarik perhatian hingga usia 8-10 bulan.

Belum mampu mengeluarkan kata seperti 'mama' atau 'dada'.

Tidak menunjukkan usaha untuk berkomunikasi jika membutuhkan sesuatu.

Tidak dapat meniru tingkah laku atau perkataan orang lain.

Masih gagap dan tidak bisa mengeluarkan kalimat yang dimengerti oleh orang lain.


Jika orangtua melihat ada perilaku anaknya yang seperti itu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter ahli untuk diagnosis lebih lanjut sehingga kondisi anak bisa ditangani lebih cepat.

(ver/ir)

Tuesday, April 13, 2010

Imam masjid dan iblis

Imam Masjid dan Iblis

(disalin dari: http://alifmagz.com/wp/2010/04/12/imam-dan-iblis/)

Suatu ketika seorang imam masjid, yang seringkali menurut pada istrinya, bermaksud menuju ke masjid mengimami jamaah di pagi hari yang sedang dilanda hujan lebat dan gelap gulita. Istrinya memintanya agar tidak perlu ke masjid, khawatir ia terjatuh, tapi sang suami berkeras. Ia pun keluar rumah, tetapi baru saja beberapa langkah berjalan, dia tergelincir sehingga terpaksa kembali untuk mengganti pakaian. Setibanya di rumah, sang istri meledeknya dan berkata: “Bukankah telah kukatakan tak perlu ke masjid?” Setelah mengganti pakaian, sang imam keluar lagi menuju ke masjid. Istrinya berkata: “Engkau tidak akan sampai, hujan lebat, dan jamaah pun tidak akan ada.” Sang imam berkeras dan tetap bertekad menuju ke masjid. Tetapi pada kali kedua ini pun ia gagal sehingga harus kembali lagi ke rumahnya untuk mengganti pakaian. Istrinya sungguh marah, tetapi sang suami tidak mengurungkan niatnya. Sambil berjalan keluar rumah dia mendengar ucapan istrinya: “Kalau engkau pergi dan terjatuh lagi, aku tidak akan membantumu lagi.”

Dalam perjalanannya sang imam bertemu seseorang yang membawa lentera dan menuntunnya sampai ke masjid. Setibanya di masjid sang penuntun meninggalkannya dan enggan shalat bersama. Ketika ditanya siapa dia, penuntun itu menjawab: “Aku adalah setan, tadi kudengar percakapan malaikat ketika engkau jatuh pertama kali bahwa seisi rumahmu diampuni Tuhan berkat langkahmu. Lalu, ketika Engaku terjatuh kedua kalinya, kudengar bahwa berkat tekadmu Tuhan telah mengampuni dosa penduduk kampung ini. Aku kuatir jika yang ketiga engkau pun terjatuh, jangan sampai Tuhan mengampuni dosa seluruh penduduk negeri. Aku tidak ingin hal itu terjadi, maka aku menuntunmu agar engkau sampai ke masjid tanpa terjatuh.”



Monday, April 5, 2010

the freshmen

the freshmen - verve pipe

on youtube: http://www.youtube.com/watch?v=JWhrb0TtVKU





When I was young I knew everything
And she a punk who rarely ever took advice
Now I'm guilt stricken, sobbing with my head on the floor
Stop a baby's breath and a shoe full of rice

I can't be held responsible
'Cause she was touching her face
I won't be held responsible
She fell in love in the first place

For the life of me I cannot remember
What made us think that we were wise and we'd never compromise
For the life of me I cannot believe we'd ever die for these sins
We were merely freshmen

My best friend took a week's vacation to forget her
His girl took a week's worth of valium and slept
And now he's guilt stricken sobbing with his head on the floor
Thinks about her now and how he never really wept he says

I can't be held responsible
'Cause she was touching her face
I won't be held responsible
She fell in love in the first place

For the life of me I cannot remember
What made us think that we were wise and we'd never compromise
For the life of me I cannot believe we'd ever die for these sins
We were merely freshmen

We've tried to wash our hands of all of this
We never talk of our lacking relationships
And how we're guilt stricken sobbing with our heads on the floor
We fell through the ice when we tried not to slip, we'd say

I can't be held responsible
'Cause she was touching her face
And I won't be held responsible
She fell in love in the first place

For the life of me I cannot remember
What made us think that we were wise and we'd never compromise
For the life of me I cannot believe we'd ever die for these sins
We were merely freshmen

For the life of me I cannot remember
What made us think that we were wise and we'd never compromise
For the life of me I cannot believe we'd ever die for these sins
We were merely freshmen

We were merely freshmen
We were only freshmen



Thursday, April 1, 2010

Earth Hour 2010 27 Mar 2010 - participation

Earth hour 2010 participation on March 27 2010 from 20.30 to 21.30

Lights off - our house















We are glad we participated.

-----------

Tuesday, March 30, 2010

You'll never walk alone

You'll never walk alone (YNWA)

When you walk through a storm
Hold your head up high
And don't be afraid of the dark

At the end of the storm Is a golden sky
And the sweet silver song of a lark

Walk on through the wind
Walk on through the rain
Though your dreams be tossed and blown

Walk on walk on with hope in your heart
And you'll never walk alone
You'll never walk alone

Walk on walk on with hope in your heart
And you'll never walk alone
You'll never walk alone

Saturday, March 13, 2010

Ketika waktu terasa cepat berlalu

Sabda Rasulullaah Muhammad saww, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Tirmidzi dari Anas bin Malik: "Hari Akhir tidak akan terjadi sampai waktu berlalu dengan cepat"

di bawah ini artikel terkait gampa bumi Chile yang menurut ilmuan membuat hari berlalu kurang dari 24 jam.
semoga menjadi referensi untuk introspeksi
____________________________________________________

NASA: Gempa Bumi Chili Geser Poros Bumi Dan Mempersingkat waktu, Ada Apakah?
Jumat, 05/03/2010 06:45 WIB
(sumber: Eramuslim - http://pendek.in/012gd)

Selain mengakibatkan kematian ratusan orang dan mendatangkan kerusakan sangat besar, gempa bumi besar di Chili ternyata sangat mungkin mengubah distribusi keseluruhan massa Bumi. Hal ini diungkapkan oleh para ilmuwan dari NASA.

Akibatnya, panjang hari sekarang sedikit lebih pendek daripada sebelum hari Sabtu dimana gempa bumi berkekuatan 8,8 itu terjadi.

"Panjang hari seharusnya sudah lebih pendek dengan 1,26 mikrodetik [sepersejuta detik]," ujar Richard Gross, seorang ahli geofisika di NASA's Jet Propulsion Laboratory, kepada Bloomberg. "Sumbu massa bumi seharusnya seimbang digerakkan oleh 2,7 milliarcseconds [sekitar 8 sentimeter atau 3 inci]."

Kecepatan bumi berputar juga meningkat sedikit pada tahun 2004 menyusul gempa bumi yang melanda lepas pantai Sumatera, Indonesia. Alasannya adalah bahwa perubahan mendadak dalam dimensi lempeng tektonik bumi, seperti yang dialami dalam gempa bumi di Chili dan Indonesia, dapat mengubah kecepatan.

David Kerridge, kepala Departemen Bahaya dan Sistem Bumi di British Geological Survey di Edinburgh, menyamakan perubahan dalam kecepatan rotasi terhadap apa yang terjadi ketika seorang pemain skat menarik tangan di dekat tubuhnya saat berputar. "Ketika ia menarik tangannya, dia akan lebih cepat dan lebih cepat. Itu sesuatu hal yang sama dengan gempa bumi: Jika Anda mengubah distribusi massa, maka akan terjadi perubahan kecepatan rotasi."

Mari kita ingat sebuah hadis Nabi Muhammad (saw), diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Tirmidzi dari oleh Anas bin Malik,: "Hari Akhir tidak akan terjadi sampai waktu berlalu dengan cepat ...”

Para ulama sendiri menafsirkannya dengan beberapa kondisi:

* Fasilitas komunikasi dan transportasi yang memungkinkan untuk mentransfer informasi dari satu sudut dunia yang lain, dan untuk mengatasi jarak yang luas dalam waktu singkat,

* Persepsi waktu, dengan kefanaan, ketika sejumlah besar peristiwa terkompresi selama periode waktu yang singkat,

* Dan yang benar-benar secara fisik terjadi bahwa waktu itu memang akan dipersingkat.

(sa/kavkaz)

(sumber: Eramuslim - http://pendek.in/012gd)

Subscribe

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner