Halaman

Imam Ali Ibn Abi Thalib as

Barangsiapa yang rindu kepada surga, dia akan berpaling dari tuntutan hawa nafsunya.
Barangsiapa yang takut api neraka, dia akan menjauhi hal-hal yang terlarang.
Barangsiapa yang zuhud (tidak rakus) terhadap dunia, dia akan menganggap ringan suatu musibah
Barangsiapa yang bersiap-siap menghadapi kematian, dia akan bersegera melakukan kebaikan

Search




Tuesday, September 29, 2009

Doa Cepat Diijabah

Doa Cepat Diijabah

Doa ini dikenal dengan doa “Azhimusy sya’n, doa “Syari’ul ijabah”, doa yang cepat diijabah oleh Allah swt.


Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata: “Doa ini adalah doa ‘azhimusy sya’an (kondisi yang agung), syari’ul ijabah, doa yang cepat diijabah oleh Allah swt.” Doanya sebagai berikut:


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang

Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya


Ya Allah, sungguh aku mentaati-Mu dalam mencintai sesuatu, karena ia bertauhid pada-Mu; aku tidak bermaksiat pada-Mu dalam membenci sesuatu karena ia ingkar pada-Mu. Maka ampuni daku dalam menyikapi keduanya. Wahai Yang kepada-Nya tempat berlariku, lindungi daku dari segala yang aku mohonkan perlindungannya pada-Mu.


Ya Allah, ampuni daku dalam banyaknya kemaksiatan pada-Mu, terimalah dariku sedikitnya ketaatanku pada-Mu


Wahai Pelindungku yang tanpa permusuhan

Wahai Harapanku dan Sandaranku

Wahai Penjagaku dan Bentengku

Wahai Yang Maha Esa wahai Maha Tunggal

Wahai Qul Huwallâhu Ahad, Allâhush Shamad lam yalid wa lam yûlad wa lam yakul lahu kufuwan ahad.


Aku memohon pada-Mu dengan hak orang-orang yang Kau pilih dari semua makhluk-Mu, dan Engkau tidak menjadikan seorang pun seperti mereka. Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan perkenankan doaku sebagaimana yang layak bagi-Mu.


Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan keesaan-Mu yang paling agung, dengan cahaya Muhammad, dengan kemulian Ali, dan dengan semua keagungan yang Kau tutupi dari hamba-hamba-Mu, serta dengan nama yang Kau hijabi dari makhluk-Mu, sehingga ia tidak pernah keluar dari-Mu kecuali kembali pada-Mu.


Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, karuniakan padaku kebahagiaan dan jalan keluar dalam urusanku, anugrahkan padaku rizki dari arah yang aku duga dan arah yang tidak aku duga. Sesungguhnya Engkau memberi rizki pada orang yang Engkau kehendaki dari arah yang tak terduga.


Setelah membaca doa ini, maka sampaikan hajat Anda kepada Allah.


(Dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab 1, hlm 114)


Catatan1: Yang paling utama menyampaikan hajat kepada Allah swt dalam kondisi sujud (di luar shalat), dan menangis kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Insya Allah doa cepat diijabah.


Catatan2: Kami sangat berbahagia dan berterima kasih jika Bapak/Ibu, Ikhwan/Akhawat berkenan ikut menyebarkan doa ini kepada keluarga dan kerabat, saudara dan sahabat. Semoga saudara2 kita dan sahabat2 kita dapat mengambil manfaat darinya. Terima Kasih.

sumber: http://islampraktis.wordpress.com/2009/09/29/doa-cepat-diijabah/


Thursday, September 17, 2009

Chairlift - Bruises



Chairlift - Bruises

I tried to do handstands for you
I tried to do headstands for you
Every time I fell you on yeah every time I fell
I tried to do handstands for you
But every time I fell for you
I’m permanently black and blue, permanently blue for
you
I tried to do handstands for you
I tried to do headstands for you
Every time I fell on you yeah every time I fell
I tried to do handstands but every time I fell for you
I’m permanently black and blue, permanently blue for
Chorus
You-ooo etc…
For you-ooo etc…
So black and blue-oooo etc…
For you-ooo etc…
I grabbed some frozen strawberries so I could ice your bruisy knees
But frozen things they all unfreeze and now I taste like
All those frozen strawberries I used to chill your bruisy knees,
Hot July ain’t good to me
I’m pink and black and blue
I got bruises on my knees for you
And grass stains on my knees for you
Got holes in my new jeans for you
Got pink and black and blue
Got bruises on my knees for you
And grass stains on my knees for you
Got holes in my new jeans for you
Got pink and black and blue for
Chorus
You-ooo etc…
For you-ooo etc….
So black and blue-ooo etc…
For you-oooo etc….
Do-doo-do-do-do
Do-doo-do-do-do
Do-doo-do-do-do
Do-doo-do-do-do
Do-doo-do-do-do

Saturday, September 5, 2009

saykoji - copy my style

saykoji on m'sia - copy my style



on YOUTUBE

you copy my style
you copy again
apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
but sooner or later i gotta take my stand


udah bolak balik sampe balik kebolak
temen gue sampe keselek pas makan kolak
lagi lagi berulang ulang terus terjadi
tetangga bikin ulah lagi bikin sakit hati

suka ngaku ngaku kagak malu malu
punya indonesia di klaim satu satu
apa memang kalian yang gak mampu mampu
buat budaya sendiri efek gak ampuh ampuh

baca rambu rambu, bangsaku berbudi luhur
tapi usik terus, reputasi mu masuk kubur
jujur gue bangga jujur gue bersyukur
elo ngaku ngaku berarti progress lo mundur

panas ku bertutur kreasi bicara
walau sudah jelas identitas ku dijarah
joe farizal aja bisa minta maap
masa yang lain kagak nyadar kagak tanggap


you copy my style
you copy again
apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
but sooner or later i gotta take my stand


bukan mo sok nasionalis sombong mengangkat alis
bukan mo sok gangster bukan sok sadis
walau lagi ngetop bukan gue sok ngartis
tapi bales pake lagu paling praktis

marah marah di internet, udah pasaran
ngomel ngomel di pasar kagak sabaran
kaya cacing kepanasan jenggot kebakaran
rasanya gatel pengen ngasih tamparan

tapi gue orang nya cinta damai
walau rasanya sulit untuk santai
amunisi di samping nyiur melambai
pakai musik rap ku siap membantai

memang satu rumpun masih sama melayu
tapi melayu saykoji keras dan gak kemayu
selendang rocker ku agak mendayu
tapi coba ajak gue battle rap ayuk!!

you copy my style
you copy again
apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
but sooner or later i gotta take my stand

Tuesday, September 1, 2009

Orang Orang Shalih Yang Dungu

Orang Orang Shalih Yang Dungu

http://qitori.wordpress.com/2009/09/01/orang-orang-shalih-yang-dungu/

Rasulullah saww bersabda, “Kelak di akhir zaman akan muncul satu kaum dari kalangan muda dengan pikiran dangkal. Mereka mengatakan ucapan-ucapan yang paling baik, membaca al-Qur’an, namun al-Qur’an tidak masuk ke dalam kalbunya. Mereka keluar dari agama ini (Islam) bak melesatnya anak panah dari busurnya.” (Hadis Shahih Muslim)

Hadits di atas menjelaskan awal dari munculnya kelompok Khawarij, yaitu sekelompok orang yang semula adalah pengikut Imam Ali as, namun kemudian keluar (kharaja) dari kelompok Imam Ali, terutama setelah peristiwa arbitrase (tahkim) antara pasukan Imam Ali as dan Mu’awiyah.

Seperti disabdakan Rasulullah saww, orang-orang Khawarij terdiri dari kalangan muda yang berpikiran dangkal. Kelompok ini cenderung menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an hanya dari sisi tekstual saja tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting lainnya, seperti nahwu, sharaf, balaghah, ma’ani, bayan, badi’, hadits, asbab al-nuzul, nasikh mansukh, dan masih banyak lagi ilmu yang diperlukan untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Kedangkalan pemahaman mereka terhadap ayat-ayat al-Qur’an melahirkan pola pikir yang ekstrim dan gegabah.

Suatu malam Imam Ali as bersama salah seorang sahabatnya berjalan melewati sebuah gang di kota Kufah. Lalu mereka berdua mendengar suara bacaan al-Qur’an yang sangat menyentuh hati. Ayat yang dibaca orang itu : “Apakah kamu wahai orang-orang musyrik, yang lebih beruntung atau orang-orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan dia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat tuhannya?” (QS 39 : 9).

Mendengar bacaan itu, sahabat Imam Ali berkata, “Alangkah berbahagia orang ini! Keselamatan dan kebahagiaan baginya!”

Imam Ali menoleh kepada sahabatnya seraya berkata, “Tunggu dulu! Engkau jangan iri dengan keadaannya!”

Imam Ali dan sahabatnya kembali melanjutkan perjalanannya. Selang beberapa waktu setelah itu, terjadilah perang Nahrawan, perang antara Imam Ali as dan pasukannya dengan kaum Khawarij.

Setelah kaum Khawarij dikalahkan pasukan Imam Ali, Imam Ali memeriksa orang-orang Khawarij yang terbunuh. Imam Ali as melihat salah seorang mayat lalu beliau memanggil sahabatnya yang pernah berjalan di malam hari bersamanya, “Mayat ini adalah orang yang yang dulu melakukan shalat tahajjud dan membaca al-Qur’an di malam itu!” 1]

Sahabat Imam Ali as sangat terpukau dengan suara bacaan al-Qur’an seseorang, namun Imam Ali menolak pendapat sahabatnya yang cenderung melihat masalah dari sisi lahiriyah saja. Di kemudian hari, Imam Ali as membuktikan kebenaran pengetahuan intuisinya tentang seseorang yang nampak shalih tetapi sebenarnya ia berada dalam kesesatan yang nyata.

Di dalam Shahih-nya, Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhani bahwa di dalam pasukan ‘Ali bin Abi Thalib (as) terdapat orang-orang yang membelot, maka Imam ‘Ali berkata, “Wahai manusia! Aku mendengar Rasulullah (saw) berkata : “Kelak akan muncul dari umatku ini suatu kaum yang tekun membaca al-Qur’an, bacaan mereka tidak berbeda dengan bacaan kalian, shalat mereka tidak berbeda dengan shalat kalian, dan puasa mereka pun tidak pula berbeda dengan puasa kalian. Mereka membaca al-Qur’an dan mengira bahwa dengan itu mereka memperoleh pahala, padahal justru mendapat bencana, dan shalat mereka tidak memberi manfaat apa pun terhadap diri mereka. Mereka keluar dari Islam persis melesatnya anak panah dari busurnya, dan bila para prajurit yang menemukan mereka dan harus melaksanakan perintah yang disampaikan oleh Nabinya, hendaknya mereka tidak kebingungan untuk bertindak. Tanda-tanda kaum itu adalah bahwa di antara mereka itu ada seorang laki-laki yang punya pundak besar dan memiliki lengan pendek. Di atas pundaknya terdapat semacam benjolan (punuk) dengan bulu-bulu berambut putih. Kemudian kalian akan lari meninggalkan mereka lalu bergabung dengan Mu’awiyah dan orang Syam, lalu membiarkan mereka menawan dan merampok anak dan harta benda kalian. Demi Allah! Aku berharap bisa bertemu dengan mereka, karena sesungguhnya mereka menumpahkan darah yang haram ditumpahkan, merampas ternak dan menawan penggembalanya. Ayo maju dengan nama Allah!” 2]

Kaum Khawarij adalah orang-orang yang melakukan ibadah-ibadah ritual tanpa memahami makna filosofis, dan melupakan kaitan ibadah ritual dengan ibadah sosial yang tak bisa dipisahkan.

Kebanyakan mereka adalah anak-anak muda yang gelisah jiwanya, namun tidak tertutup kemungkinan banyak pula orang-orang yang sudah berumur juga terlibat.

Mereka melihat kekacauan umat dengan kaca mata akidah yang kacau pula, berpikir dangkal, emosional dan cenderung beringas. Pemahaman dangkal terhadap al-Qur’an dan Sunnah Rasul membuat mereka bertindak serampangan, mengambil makna-makna lahiriah lalu mereka anggap sebagai ajaran agama yang sakral, tak boleh dilanggar dan mereka pertahankan secara membabi buta.

Pada ujungnya, mereka mudah membuat klaim-klaim penyesatan bahkan pengkafiran terhadap sesama muslim lainnya.

Pada masa kini pun kita banyak melihat orang-orang yang memiliki ciri-ciri seperti ini, suatu sikap religiusitas yang tumbuh secara liar. Mereka inilah orang-orang yang setapak demi setapak terjebak dalam pemikiran mentah dan reaksioner hingga akhirnya mengekspresikan kegelisahan mereka dengan tindakan-tindakan kekerasan seperti sabotase atau bahkan teror.

Banyak ulama yang menyatakan bahwa aliran Wahabi Salafi merupakan Neo-Khawarij, karena memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.

Umumnya, tindakan ceroboh mereka itu karena pemahaman yang dangkal dari ibadah amar ma’ruf nahi munkar dan jihad. Mereka percaya bahwa Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad tidak bersyarat apa pun, dan kapan pun perintah Ilahi ini mesti dilaksanakan. 3]

Ibadah Mereka Yang Sia Sia

Allah swT berfirman, “Katakanlah : “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS Al-Kahfi [18] ayat : 103-104)

Abu Ja’far al-Thusi di dalam tafsirnya al-Tibyan menyebutkan bahwa Ibn al-Kawa’ (salah seorang pengikut Khawarij) bertanya tentang ayat ini kepada Amirul Mu’minin as, maka Imam as menjawab, “Engkau dan sahabat-sahabatmu, mereka itulah (termasuk) orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini” 4]

____________________

Catatan Kaki :

1] Murtadha Muthahhari, Islam dan Tantangan Zaman, hal. 84

2] Shahih Muslim dengan Syarah dari al-Nawawi 3 : 118

3] Murtadha Muthahari, Ali bin Abi Thalib di Hadapan Kawan dan Lawan, hal. 111

4] Abu Ja’far al-Thusi, Tafsir al-Tibyan 7 : 97, baris ke 6

*) Ali Syariati menjuluki kaum Khawarij sebagai Orang Shalih Yang Dungu.

Geliat Aliran Wahabi di Negeri Ahlus Sunnah

Geliat Aliran Wahabi di Negeri Ahlus Sunnah

http://qitori.wordpress.com/2009/08/31/geliat-aliran-wahabi-di-negeri-ahlus-sunnah/

Aliran Wahabi mewarnai Indonesia sejak dibawa oleh para jamaah haji awal abad 19. Generasi berikut dilakukan oleh para pelajar Indonesia di Timur Tengah.

GERAKAN Wahabi masuk ke Indonesia, menurut beberapa sejarawan, dimulai pada masa munculnya Gerakan Padri Sumatera Barat pada awal abad XIX. Beberapa tokoh Minangkabau yang tengah melaksanakan ibadah haji melihat kaum Wahabi menaklukkan Mekah dan Madinah yang pertama pada tahun 1803-1804.

“Mereka sangat terkesan dengan ajaran tauhid dan syariat Wahabiyah dan bertekat menerapkannya apabila mereka kembali ke Sumatera. Tiga di antara mereka adalah Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piobang. Bersama-sama dengan Tuanku Nan Renceh, mereka memimpin Gerakan Padri,” ungkap oleh Habib Soleh Al Hadar, Rois Aam Barisan Pemuda Salafun assalihin Ahlussunnah Wal Jama’ah (Barda Salama) kepada Indonesia Monitor, Minggu (23 / 8).

Dalam perkembangan berikutnya, Ahmad Dahlan (1868-1923) menunaikan ibadah haji saat Arab Saudi sedang terjadi pergolakan kekuasaan, di mana Abdul Azis bin Abdurrahman tengah mendirikan negara Arab Saudi. Pada saat yang sama, gerakan Salafiyah Wahabi dicanangkan oleh Muhammadi Abduh dan Rasyid Ridla.

“Tampaknya, Ahmad Dahlan memiliki hubungan pribadi dengan Rasyid Ridha antara tahun 1903-1905. Karenanya, Ahmad Dahlan mendapatkan dukungan kuat dari Rasyid Ridha untuk menyebarkan paham Wahabi di Indonesia, “ujar Habib Soleh.

Namun, lanjut dia, fanatisme yang dipertontonkan kaum Wahabiyah di jazirah Arab, tidak bisa dipraktikkan Ahmad Dahlan di Indonesia melalui gerakan Muhammadiyah yang didirikannya pada tahun 1912. Sebab, perlawanan keras muncul dari para ulama dan mayoritas umat Islam Indonesia yang sangat kuat memegang teguh ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Pada tahun 1905, penyebaran ajaran Wahabi diperkuat oleh datangnya Ahmad Surkati (18701943), ulama Wahabi keturunan Arab-Sudan. Melihat perlawanan yang cukup keras dari mayoritas penganut Ahlussunnah Wal Jamaah, terlebih setelah berdirinya Nahdlatul Ulama pada 1926 yang diprakarsai Hasyim Asy’ari, penyebaran ajaran Wahabiyah lebih condong dilakukan melalui jalur pendidikan, dengan mendirikan sekolah-sekolah semi modern.

Sementara kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah masih mengandalkan sistem pendidikan tradisional pesantren. Sekretaris Moderate Muslim Society (MMS) Hasibullah Satrawi melihat, ada arus besar dari gerakan penyebaran Wahabi yang ekstrem di Indonesia yaitu melalui sebagian generasi Indonesia yang belajar di Arab Saudi. Sebagian dari mereka itulah yang kemudian membawa ideologi radikal itu. Sebaliknya, sebagian orang Indonesia juga dikirim untuk memperdalam gagasan ekstrem itu ke sana.

“Faktor aliran dana dari Arab Saudi dan sebagian negara Arab lainnya yang mentransfer dana untuk perjuangan gerakan Wahabi ekstrem itu turut menyuburkan penyebaran aliran ini,” ujar Hasibullah Satrawi kepada Indonesia Monitor, Kamis (20 / 8).

Paham Wahabi cepat berkembang di Indonesia, menurut dia, karena mereka punya dana tak terbatas. “Anda bayangkan, siapa yang tidak mau kalau ada donator dari Arab Saudi yang mau manyumbang pembangunan masjid di Indonesia, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya. Pasti semua mau, apalagi diembel-embeli dakwah. Kita tidak anti-Arab, tapi masyarakat kita terlalu mengagung-agungkan Arab. Apapun yang datangnya dari Arab dianggap mulia dan benar. Itulah kesalahan kita sendiri yang tidak selektif,” paparnya.

Semua pelajar yang belajar di Timur Tengah, kata dia, punya potensi untuk membawa ideologi Wahabi ke Indonesia. Pada umumnya, ada pengaruh kultural bagi mereka yang tidak selektif memilih gagasan, kemudian itu dikembangkan di Indonesia.

Namun, menurut KH Taman Qaulani, Ketua Pondok Pesantren Alhikmah Al Islamiyah, paham Wahabi sebenarnya tidak bisa berkembang. “Sekarang Wahabi tidak berkembang karena lain mazhab. Di Indonesia yang berkembang mazhab Syafiiyah, sementara dia kan mazhab Hambali,” ujar Taman Qaulani kepada Indonesia Monitor, Sabtu (22/8).

Moh Anshari, Sri Widodo, Syarif Hidayatullah

__________________________

Sumber : Indonesia Monitor, Edisi 61 Tahun II/26 Agustus – 1 Sepember 2009


Subscribe

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner