(disalin dari: http://alifmagz.com/wp/2010/04/12/imam-dan-iblis/)
Suatu ketika seorang imam masjid, yang seringkali menurut pada istrinya, bermaksud menuju ke masjid mengimami jamaah di pagi hari yang sedang dilanda hujan lebat dan gelap gulita. Istrinya memintanya agar tidak perlu ke masjid, khawatir ia terjatuh, tapi sang suami berkeras. Ia pun keluar rumah, tetapi baru saja beberapa langkah berjalan, dia tergelincir sehingga terpaksa kembali untuk mengganti pakaian. Setibanya di rumah, sang istri meledeknya dan berkata: “Bukankah telah kukatakan tak perlu ke masjid?” Setelah mengganti pakaian, sang imam keluar lagi menuju ke masjid. Istrinya berkata: “Engkau tidak akan sampai, hujan lebat, dan jamaah pun tidak akan ada.” Sang imam berkeras dan tetap bertekad menuju ke masjid. Tetapi pada kali kedua ini pun ia gagal sehingga harus kembali lagi ke rumahnya untuk mengganti pakaian. Istrinya sungguh marah, tetapi sang suami tidak mengurungkan niatnya. Sambil berjalan keluar rumah dia mendengar ucapan istrinya: “Kalau engkau pergi dan terjatuh lagi, aku tidak akan membantumu lagi.”
Dalam perjalanannya sang imam bertemu seseorang yang membawa lentera dan menuntunnya sampai ke masjid. Setibanya di masjid sang penuntun meninggalkannya dan enggan shalat bersama. Ketika ditanya siapa dia, penuntun itu menjawab: “Aku adalah setan, tadi kudengar percakapan malaikat ketika engkau jatuh pertama kali bahwa seisi rumahmu diampuni Tuhan berkat langkahmu. Lalu, ketika Engaku terjatuh kedua kalinya, kudengar bahwa berkat tekadmu Tuhan telah mengampuni dosa penduduk kampung ini. Aku kuatir jika yang ketiga engkau pun terjatuh, jangan sampai Tuhan mengampuni dosa seluruh penduduk negeri. Aku tidak ingin hal itu terjadi, maka aku menuntunmu agar engkau sampai ke masjid tanpa terjatuh.”
No comments:
Post a Comment